Eskalasi Konflik Iran-Israel: AS Tingkatkan Kehadiran Militer di Timur Tengah

Ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel mendorong Amerika Serikat untuk mengambil langkah-langkah antisipatif di kawasan Timur Tengah. Dalam beberapa hari terakhir, AS dilaporkan telah mengerahkan lebih dari 30 pesawat pengisian bahan bakar udara ke wilayah tersebut. Langkah ini diambil di tengah kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik dan kemungkinan keterlibatan AS.

Menurut sumber-sumber yang dekat dengan pemerintahan AS, pengerahan pesawat tanker ini bertujuan untuk memberikan opsi dukungan logistik kepada Israel jika terjadi serangan terhadap Iran. Militer AS bersiap menghadapi kemungkinan perintah dari Presiden Trump untuk membantu pengisian bahan bakar jet-jet tempur Israel selama operasi ofensif. Dukungan pengisian bahan bakar ini dipandang sebagai bagian kecil dari potensi keterlibatan militer AS yang lebih luas. Namun, keberadaan pesawat-pesawat tanker ini memberikan fleksibilitas dan kemampuan tambahan kepada Komando Pusat AS (CENTCOM) jika situasi di lapangan memburuk dan membutuhkan respons militer yang lebih aktif.

Selain pengerahan pesawat pengisian bahan bakar, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth juga telah memerintahkan penambahan aset militer lainnya ke Timur Tengah. Langkah ini mencakup pengalihan kelompok tempur kapal induk USS Nimitz dari kunjungan yang direncanakan ke Vietnam ke wilayah yang lebih strategis. Langkah ini menunjukkan keseriusan AS dalam menanggapi perkembangan situasi yang cepat di kawasan tersebut.

Laporan-laporan sebelumnya juga mengindikasikan adanya pengerahan skuadron jet tempur tambahan ke Timur Tengah. Selain itu, citra satelit menunjukkan keberadaan empat pesawat pengebom B52H Stratofortress di pangkalan Diego Garcia, sebuah pulau strategis di Samudra Hindia. Pesawat-pesawat ini memiliki kemampuan untuk membawa senjata nuklir dan amunisi berpemandu presisi. Citra satelit juga mengungkapkan keberadaan pesawat pengangkut pasukan dan kargo C-17 Globemaster III dan enam jet tempur yang diidentifikasi sebagai pesawat pengisi bahan bakar di udara KC-135 di pangkalan yang sama.

Pentagon mengkonfirmasi pengiriman "kemampuan tambahan" ke Timur Tengah di tengah meningkatnya konflik Iran-Israel. Meskipun demikian, pejabat AS menekankan bahwa militer AS tetap berada dalam posisi defensif dan belum melakukan serangan terhadap Iran. Pengerahan aset militer ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan AS dan memberikan opsi respons jika diperlukan.