Harga Rumah di Pinggiran Jakarta Naik, Investasi Properti Menjanjikan?

Pasar properti residensial, khususnya segmen menengah atas di kawasan penyangga Jakarta, menunjukkan tren peningkatan harga yang menarik perhatian. Di tengah dinamika ekonomi yang fluktuatif, kenaikan ini memberikan sinyal positif bagi pemilik properti dan calon investor. Fenomena ini terungkap dari riset Pinhome Home Value Index yang menunjukkan adanya apresiasi harga rumah di beberapa wilayah.

Kenaikan harga paling signifikan tercatat pada rumah dengan tipe 55-120 meter persegi di wilayah Jabodetabek, dengan rata-rata kenaikan berkisar antara 3 hingga 5 persen. Tangerang Selatan dan Kabupaten Bekasi menjadi dua wilayah yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 5 persen. Sementara itu, Tanjung Priok dan Cakung mengikuti dengan kenaikan masing-masing sebesar 5 persen dan 3 persen. Faktor pendorong utama kenaikan ini adalah masifnya pengembangan kawasan residensial oleh pengembang besar, serta peningkatan infrastruktur transportasi seperti proyek MRT di Cakung.

Tak hanya rumah dengan luas menengah, rumah mewah dengan luas di atas 200 meter persegi juga mengalami peningkatan harga di kawasan penyangga seperti Kabupaten Bogor (3 persen) dan Kota Bogor (4 persen). Hal ini dipicu oleh strategi pengembang yang menghadirkan konsep hunian tematik yang menarik, seperti green living, udara bersih, konsep eco-sustainable home, komunitas farm-to-table, dan smart home. Konsep-konsep ini menjadi daya tarik bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang mendambakan hunian dengan kualitas hidup yang lebih baik dan luas lahan yang lebih besar.

  • Kawasan dengan Kenaikan Harga Signifikan:
    • Tangerang Selatan: 5%
    • Kabupaten Bekasi: 5%
    • Tanjung Priok: 5%
    • Cakung: 3%
    • Kabupaten Bogor (Rumah Mewah): 3%
    • Kota Bogor (Rumah Mewah): 4%

Di sisi lain, terjadi penurunan harga pada rumah tipe 120-200 meter persegi di wilayah Jabodetabek. Penurunan ini disebabkan oleh banyaknya penawaran rumah baru di pasaran. Cilincing mencatat penurunan harga sebesar 6 persen, sementara Kemayoran mengalami penurunan sebesar 4 persen. Kondisi ini memberikan peluang bagi calon pembeli untuk mendapatkan properti dengan harga yang lebih kompetitif.

Pengembangan infrastruktur transportasi, seperti perpanjangan jalur LRT hingga Sentul, semakin meningkatkan daya tarik kawasan penyangga sebagai lokasi hunian alternatif. Aksesibilitas yang semakin baik mempermudah mobilitas penduduk dan meningkatkan nilai investasi properti di kawasan tersebut. Dengan kondisi pasar yang dinamis ini, saat ini dianggap sebagai waktu yang tepat bagi calon pembeli rumah pertama maupun investor untuk memanfaatkan peluang yang ada. Ketersediaan properti yang beragam dan harga yang kompetitif menjadi daya tarik utama bagi mereka yang ingin memiliki hunian impian atau berinvestasi di sektor properti.