Kemendag: Impor Produk Tiongkok ke Indonesia Melalui Jalur Resmi, Bukan E-commerce

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan bahwa produk-produk asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia tidak melalui platform e-commerce, melainkan melalui jalur impor resmi yang tercatat. Hal ini disampaikan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Veri Anggrijono, menjelaskan bahwa seluruh produk dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia telah melalui prosedur impor yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak ada indikasi produk-produk tersebut masuk melalui marketplace atau platform dagang digital dengan harga di bawah 100 dolar AS.

"Menurut catatan Kemendag, tidak ada produk asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia melalui marketplace, atau platform e-commerce, dengan harga di bawah US$ 100. Namun, produk tersebut masuk melalui jalur impor," ujar Veri kepada media.

Data impor dari Tiongkok ke Indonesia menunjukkan bahwa komoditas nonmigas mendominasi. Tiga kelompok komoditas utama yang diimpor adalah:

  • Mesin dan peralatan mekanis (HS 84)
  • Mesin listrik dan perlengkapannya (HS 85)
  • Kendaraan dan komponennya (HS 87)

Selama periode Januari hingga April 2025, total nilai impor dari Tiongkok mencapai 25,95 miliar dolar AS, mengalami pertumbuhan sebesar 21,60 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Komoditas mesin dan peralatan mekanis (HS 84) memberikan kontribusi sebesar 22,37 persen dari total nilai impor tersebut, diikuti oleh mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) sebesar 20,70 persen, serta kendaraan dan komponennya (HS 87) sebesar 5,42 persen.

Selain itu, terdapat beberapa produk yang mengalami lonjakan impor yang signifikan, antara lain:

  • Perhiasan dan batu mulia (HS 71), yang mengalami kenaikan sebesar 5.020,33 persen secara tahunan.
  • Karpet dan tekstil penutup lantai (HS 57), yang mengalami pertumbuhan sebesar 1.481,55 persen secara tahunan.
  • Kendaraan dalam bentuk tidak lengkap (HS 98), yang mengalami kenaikan sebesar 778,93 persen secara tahunan.

Citigroup Inc, mengutip data Bea Cukai China (China General Administration of Customs/GACC), mencatat ekspor China ke negara-negara ASEAN pada Mei 2025 mencapai 51,3 miliar dollar, tumbuh 13 persen dibanding tahun lalu.

Indonesia mencatat kenaikan tertinggi. Nilai impor dari China pada Mei 2025 mencapai 6,8 miliar dollar, naik 21,43 persen secara tahunan.

Data ini memberikan gambaran yang jelas mengenai jalur masuk produk-produk Tiongkok ke Indonesia, yang secara resmi melalui proses impor yang terdata dan terpantau oleh pemerintah.