Pemanasan Global Perparah Sleep Apnea, Ancaman Kesehatan Global Meningkat

Peningkatan Risiko Sleep Apnea Akibat Perubahan Iklim

Pemanasan global bukan hanya tentang cuaca ekstrem dan naiknya permukaan air laut. Sebuah studi terbaru mengungkapkan dampak yang lebih tersembunyi: peningkatan signifikan dalam kasus sleep apnea, gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur. Penelitian ini menyoroti bagaimana kenaikan suhu dapat memperburuk kondisi ini, yang pada gilirannya memicu berbagai masalah kesehatan serius dan membebani ekonomi global.

Studi yang dipublikasikan di Nature Communications ini, yang dipimpin oleh Dr. Bastien Lechat dari FHMRI Sleep Health, adalah penelitian pertama yang secara komprehensif meneliti hubungan antara pemanasan global dan sleep apnea obstruktif (OSA). Para peneliti menemukan bahwa suhu yang lebih tinggi secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami OSA pada malam tertentu. Dampaknya bervariasi di berbagai wilayah, kemungkinan disebabkan oleh perbedaan tingkat penggunaan AC.

Dampak Global dan Beban Ekonomi

Sleep apnea telah memengaruhi hampir satu miliar orang di seluruh dunia. Kondisi ini, jika tidak diobati, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, termasuk:

  • Demensia dan penyakit Parkinson
  • Hipertensi dan penyakit kardiovaskular
  • Kecemasan dan depresi
  • Penurunan kualitas hidup
  • Kecelakaan lalu lintas
  • Kematian dini

Para peneliti menganalisis data tidur dari lebih dari 116.000 orang di seluruh dunia, menggunakan sensor di bawah kasur yang disetujui FDA untuk memperkirakan tingkat keparahan OSA. Data tidur ini kemudian dicocokkan dengan informasi suhu 24 jam yang terperinci dari model iklim.

Hasil pemodelan ekonomi kesehatan menunjukkan bahwa peningkatan prevalensi OSA akibat pemanasan global pada tahun 2023 dikaitkan dengan hilangnya sekitar 800.000 tahun kehidupan sehat di 29 negara yang diteliti. Secara ekonomi, perkiraan total biaya mencapai 98 miliar dolar AS, termasuk 68 miliar dolar AS dari hilangnya kesejahteraan dan 30 miliar dolar AS dari kerugian produktivitas di tempat kerja.

Perlunya Tindakan dan Intervensi

Dr. Lechat menekankan bahwa tanpa tindakan kebijakan yang lebih besar untuk memperlambat pemanasan global, beban OSA dapat berlipat ganda pada tahun 2100 karena meningkatnya suhu. Studi ini menyoroti perlunya mengembangkan intervensi yang efektif untuk mendiagnosis dan mengelola OSA.

Profesor Danny Eckert, peneliti senior studi ini, menambahkan bahwa tingkat diagnosis dan pengobatan yang lebih tinggi akan membantu mengelola dan mengurangi masalah kesehatan dan produktivitas yang merugikan yang disebabkan oleh OSA terkait iklim.

Implikasi dari studi ini sangat luas. Pemanasan global tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan manusia secara langsung. Meningkatnya prevalensi sleep apnea adalah pengingat yang jelas akan perlunya tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengembangkan strategi adaptasi untuk melindungi kesehatan masyarakat.