Kendala Pendanaan dan Investasi Jadi Sorotan di Balik Mangkraknya Proyek Smelter Bauksit
Komisi XII DPR RI menyoroti sejumlah proyek hilirisasi bauksit yang mangkrak, sebuah isu yang kerap dikeluhkan oleh para pengusaha pertambangan. Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi, mencontohkan kasus Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang sempat terhenti selama dua tahun.
"Dulu masalahnya kompleks. Mitra dari China, Chalieco, terdampak Covid-19. Kami panggil pihak-pihak terkait dan mencoba mencari solusi," ungkap Bambang dalam acara Economic Update 2025 di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Pada saat itu, pemerintah juga memberlakukan kebijakan penghentian ekspor bijih bauksit dan mineral mentah lainnya. Ekspor hanya diizinkan untuk produk yang sudah diolah. Kabar baiknya, smelter alumina tersebut kini sudah beroperasi dan memasuki tahap pengiriman produk. Bambang menekankan pentingnya smelter bauksit, mengingat saat ini hanya ada empat smelter yang beroperasi di Indonesia.
Mangkraknya sejumlah proyek smelter bauksit menjadi perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan berbagai penyebab yang mendasari kondisi ini. Bambang menyoroti dua aspek utama, yaitu masalah pendanaan dan investor, yang saling terkait dalam upaya menyelesaikan persoalan ini.
"Banyak proyek smelter yang tidak mengalami progres. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yang pada akhirnya bermuara pada dua hal: pendanaan dan investor. Keduanya saling terkait," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan bahwa ada tujuh proyek smelter bauksit yang pembangunannya masih terhenti, dengan progres di bawah 60%. "Dari tujuh smelter bauksit yang direncanakan, belum ada yang selesai dibangun. Kendala utamanya adalah proses pencarian investor untuk pendanaan," ujar Tri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI pada Rabu (19/2/2025).
Kondisi ini berbeda dengan perkembangan smelter nikel yang lebih pesat. Smelter bauksit dinilai memiliki tingkat keekonomian yang lebih berat dan menantang. Tantangan lainnya adalah permintaan pasar domestik untuk aluminium yang masih rendah.
-
Faktor-faktor Penghambat Proyek Smelter Bauksit:
- Masalah pendanaan
- Kurangnya investor
- Kebijakan penghentian ekspor bijih bauksit
- Tingkat keekonomian yang menantang
- Rendahnya permintaan pasar domestik
-
Upaya Pemerintah dan DPR:
- Memanggil pihak-pihak terkait untuk mencari solusi
- Mendorong investasi di sektor smelter bauksit
- Mencari solusi untuk meningkatkan permintaan aluminium domestik