BPOM Dorong Pengembangan Obat Herbal: Potensi Lokal untuk Kemandirian Industri Farmasi
markdown Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia tengah berupaya keras untuk mendorong pemanfaatan potensi besar tanaman herbal Indonesia dalam industri farmasi. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyoroti bahwa dari puluhan ribu spesies tanaman yang ada di Indonesia, baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan obat-obatan.
"Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun potensi ini belum sepenuhnya tergali," ujar Taruna dalam sebuah kesempatan di Bogor, Jawa Barat. Ia mengungkapkan bahwa dari sekitar 17.246 spesies yang telah diekstraksi menjadi obat asli Indonesia seperti jamu, hanya 78 produk yang berhasil ditingkatkan statusnya menjadi 'obat herbal terstandar'.
Tantangan dan Solusi
Ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku obat menjadi perhatian utama. Taruna menjelaskan bahwa sekitar 94% bahan baku obat di Indonesia masih didatangkan dari luar negeri. Untuk mengurangi ketergantungan ini, BPOM mendorong peningkatan penelitian dan pengembangan (R&D) obat herbal di dalam negeri.
Namun, proses penelitian herbal seringkali terhambat oleh biaya yang tinggi, meliputi biaya penelitian yang panjang, kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas, dan peralatan yang memadai. Untuk mengatasi kendala ini, BPOM aktif menjalin kerjasama dengan produsen obat-obatan dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Peran Perguruan Tinggi
Taruna Ikrar menekankan pentingnya peran mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu seperti kedokteran, pertanian, dan farmasi dalam penelitian herbal. Ia mengusulkan agar penelitian herbal dapat dijadikan topik skripsi bagi mahasiswa, yang dinilai lebih terjangkau dari segi biaya.
"Uji praklinik yang dibutuhkan untuk meningkatkan status jamu menjadi obat herbal terstandar relatif lebih sederhana dan dapat dilakukan oleh mahasiswa S1," jelasnya. BPOM saat ini bekerja sama dengan 178 universitas dengan harapan dapat memberikan langkah konkret dalam waktu dekat untuk mengeksplorasi sumber daya alam Indonesia.
Harapan untuk Kemandirian Farmasi
Dengan mendorong penelitian dan pengembangan obat herbal, BPOM berharap dapat meningkatkan jumlah obat herbal terstandar dan pada akhirnya mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku obat. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional dan memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat Indonesia.
BPOM berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan obat herbal dengan memberikan kemudahan regulasi dan fasilitas penelitian. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, industri farmasi, dan pemerintah daerah, akan terus ditingkatkan untuk mencapai tujuan ini.