Jembatan Bailey Bungo Hampir Rampung, Sistem Buka-Tutup Diterapkan Antisipasi Arus Mudik Lebaran

Jembatan Bailey Bungo Hampir Rampung, Sistem Buka-Tutup Diterapkan Antisipasi Arus Mudik Lebaran

Proses pembangunan jembatan Bailey pengganti ruas Jalan Nasional Lintas Sumatera yang ambles di Kabupaten Bungo, Jambi, telah mencapai tahap akhir. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi menargetkan jembatan darurat tersebut dapat beroperasi dalam waktu dekat, meskipun dengan sistem buka-tutup untuk mengatur lalu lintas kendaraan. Kepala BPJN Jambi, Ibnu Kurniawan, menyatakan bahwa progres pembangunan telah mencapai 95 persen dan uji coba direncanakan dalam waktu segera setelah penyelesaian 100 persen.

"Insyaallah, jembatan ini akan segera dapat dilalui. Namun, untuk sementara akan diberlakukan sistem buka-tutup untuk memastikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas," ujar Ibnu Kurniawan dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025). Ia menjelaskan bahwa keterlambatan penyelesaian jembatan, yang semula ditargetkan rampung pada Minggu (9/3/2025), disebabkan oleh faktor cuaca buruk dan kondisi kesehatan beberapa pekerja yang kelelahan akibat lembur. Meskipun Gubernur Jambi, Al Haris, telah meminta penyelesaian lebih cepat, kendala di lapangan memaksa penyesuaian jadwal.

Meskipun telah mencapai tahap akhir, pihak BPJN tetap menekankan aspek keamanan. Ibnu Kurniawan menjelaskan bahwa jembatan bailey ini memiliki batasan beban maksimal 8 ton, dengan batas aman operasional hanya 5 ton. Hal ini berarti kendaraan berat seperti truk bermuatan besar akan dilarang melintas. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari potensi kerusakan atau kecelakaan.

Anggota Komisi V DPR RI Dapil Jambi, Edi Purwanto, turut menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap batasan beban jembatan. Ia menghimbau kepada seluruh pihak terkait, termasuk kepolisian, Dinas Perhubungan, dan para pengusaha angkutan, untuk bekerja sama dalam mengawasi dan memastikan tidak ada kendaraan yang melebihi kapasitas beban jembatan. "Kerjasama yang baik sangat krusial untuk mencegah kejadian ambles kembali. Jangan sampai terjadi pelanggaran yang dapat membahayakan keselamatan dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur," tegas Edi Purwanto.

Lebih lanjut, Edi Purwanto juga menekankan pentingnya mengatasi masalah Over Dimension Over Loading (ODOL). Ia menyinggung target pemerintah untuk mencapai zero ODOL pada tahun 2023 dan proses revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pertumbuhan jumlah kendaraan dan penduduk yang pesat menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mengatasi masalah ODOL.

Selain itu, Edi Purwanto juga menyoroti pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Ia menghubungkan kejadian amblesnya jalan dengan kerusakan lingkungan akibat deforestasi, baik dari kegiatan perkebunan maupun Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Ia mendesak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Jambi untuk meningkatkan pengawasan terhadap gorong-gorong di berbagai jembatan guna mencegah terjadinya genangan air yang dapat merusak fondasi jalan.

Sebagai informasi, amblesnya ruas Jalan Nasional Lintas Sumatera di Dusun Siri Sekapur, Jujuhan, Bungo, pada Minggu (2/3/2025) telah menyebabkan terputusnya akses jalan utama penghubung antara Jambi dan Sumatera Barat. Selama perbaikan, pengguna jalan dialihkan melalui jalur alternatif Sangir Solok Selatan atau jalan di Padang Lamo Kabupaten Tebo.