Erupsi Lewotobi Lumpuhkan Penerbangan, Wisatawan Asing Beralih ke Jalur Laut
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berdampak signifikan pada aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo. Pembatalan sejumlah penerbangan mendorong puluhan wisatawan mancanegara mencari alternatif transportasi lain untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Akibat sebaran abu vulkanik yang meluas di wilayah udara Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), sedikitnya 12 penerbangan dari berbagai maskapai seperti AirAsia, Wings Air, dan Batik Air dibatalkan. Keputusan ini diambil demi menjamin keselamatan penerbangan dan penumpang.
Max Sukur, perwakilan dari Nexus Travel, menjelaskan bahwa sekitar 40 wisatawan asing telah membatalkan penerbangan mereka dan memilih untuk menyeberang ke Nusa Tenggara Barat (NTB) menggunakan speedboat. Tujuan utama mereka adalah Denpasar, Bali. Para wisatawan akan menyeberang dari Pelabuhan Marina Labuan Bajo menuju Sape, Bima, NTB. Dari Sape, mereka kemudian akan melanjutkan perjalanan darat dengan bus menuju Lombok, sebelum akhirnya menyeberang lagi ke Denpasar menggunakan feri atau speedboat.
"Total yang sudah booking dengan kami sudah hampir 40 orang akibat pembatalan penerbangan di Labuan Bajo. Kebanyakan tamu ke Denpasar," kata Max.
Sebelumnya, otoritas bandara telah mengumumkan pembatalan penerbangan sebagai respons terhadap meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki. Status gunung tersebut juga telah dinaikkan menjadi Level IV (Awas), dengan radius bahaya yang diperluas menjadi 7 kilometer dari puncak dan 8 kilometer ke arah barat daya dan timur laut.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo, Ceppy Triono, menegaskan bahwa penutupan ruang udara di atas NTT dan NTB merupakan langkah preventif untuk menghindari risiko yang ditimbulkan oleh abu vulkanik terhadap pesawat terbang. Keselamatan penumpang menjadi prioritas utama dalam situasi ini.