Minimnya Peluang Kerja Dorong Antusiasme Warga Hadiri Bursa Kerja di Jakarta Utara

Gelanggang Remaja, Koja, Jakarta Utara, menjadi saksi antusiasme warga dalam mencari peluang kerja. Sebuah bursa kerja (job fair) menarik perhatian banyak pencari kerja yang merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan mereka. Beberapa faktor, seperti batasan usia dan ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan dengan kebutuhan industri, menjadi tantangan utama bagi para pencari kerja.

Erik (42), seorang pencari kerja yang telah menganggur selama setahun, mengungkapkan kekecewaannya terhadap batasan usia yang diterapkan oleh banyak perusahaan. Ia merasa pilihannya semakin terbatas, dengan pekerjaan seperti pengemudi, kurir, atau petugas kebersihan menjadi opsi yang paling mungkin. Padahal, Erik memiliki pengalaman sebagai kasir dan berharap dapat menemukan pekerjaan yang menawarkan prospek karier yang lebih baik.

Lela (40), seorang ibu dua anak yang juga tengah mencari pekerjaan, mengamini kesulitan yang dihadapi Erik. Ia menyoroti bahwa banyak perusahaan membatasi usia pelamar hingga 35 tahun, sehingga peluangnya semakin kecil. Lela, yang memiliki latar belakang akuntansi, berharap dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya di bursa kerja ini setelah dua tahun menganggur karena kontrak kerjanya habis.

Ahmad (28), seorang pencari kerja lainnya, mengeluhkan persaingan yang semakin ketat di pasar kerja. Ia menilai bahwa jumlah lulusan baru setiap tahunnya tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, Ahmad juga menyoroti praktik perusahaan yang seringkali mempekerjakan orang di bidang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka, sehingga mempersulit para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan yang relevan dengan keahlian mereka.

Kisah Erik, Lela, dan Ahmad mencerminkan realitas yang dihadapi banyak pencari kerja di Jakarta Utara. Mereka berharap bursa kerja ini dapat menjadi jembatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kemampuan mereka. Persaingan yang ketat, batasan usia, dan ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan industri menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pencari kerja dalam mewujudkan impian mereka.