Lonjakan Kredit Macet Paylater Didominasi Generasi Baby Boomers, Akulaku Terapkan Mitigasi Risiko
Lonjakan Kredit Macet Paylater Didominasi Generasi Baby Boomers
Jakarta, [Tanggal]: Data terbaru dari PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) mengungkap tren peningkatan signifikan dalam tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) pada layanan buy now pay later (BNPL). Pada April 2025, NPF BNPL tercatat naik 0,25% dibandingkan bulan sebelumnya, Maret. Kenaikan ini didorong oleh kelompok usia di atas 60 tahun, atau yang dikenal sebagai baby boomers. NPF pada kelompok usia ini melonjak dari 3,9% (Rp14,82 miliar) pada Maret menjadi 5,36% (Rp19,19 miliar) pada April. Peningkatan yang cukup signifikan ini menimbulkan pertanyaan mengenai pola konsumsi dan pengelolaan keuangan di kalangan generasi tersebut terkait dengan layanan paylater.
Di tengah isu yang berkembang, Chief Financial Officer Akulaku Finance Indonesia, Aan Setiadi, memberikan tanggapan terkait kualitas pembiayaan di perusahaannya. Ia meyakinkan bahwa pihaknya terus memantau dan melakukan evaluasi secara berkala sebagai bagian dari strategi pengelolaan risiko perusahaan. Akulaku mengklaim bahwa tingkat NPF untuk produk paylater mereka masih terkendali dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Strategi Mitigasi Risiko Akulaku
Aan Setiadi menjelaskan bahwa mayoritas pengguna Akulaku berasal dari generasi produktif yang sudah terbiasa dengan layanan keuangan digital. Mereka aktif melakukan transaksi secara daring dan memanfaatkan kemudahan pembiayaan fleksibel yang ditawarkan melalui aplikasi. Namun, untuk mengatasi risiko gagal bayar, terutama di kalangan usia tertentu, Akulaku menerapkan strategi mitigasi berbasis data dan perilaku pengguna.
Berikut adalah beberapa poin penting dari strategi mitigasi risiko yang diterapkan Akulaku:
- Segmentasi Usia: Analisis data pengguna berdasarkan kelompok usia untuk memahami pola konsumsi dan kemampuan finansial.
- Riwayat Pembayaran: Memantau dan mengevaluasi riwayat pembayaran pengguna untuk mengidentifikasi potensi risiko.
- Kapasitas Finansial: Menilai kemampuan finansial pengguna sebelum memberikan persetujuan kredit.
- Akuisisi Kredit Ketat: Menerapkan proses akuisisi kredit yang ketat dengan pendekatan berbasis data serta evaluasi berkala.
- Risk-Based Pricing: Menerapkan sistem risk-based pricing untuk menyesuaikan suku bunga dan biaya layanan berdasarkan profil risiko pengguna.
- Teknologi: Memanfaatkan teknologi untuk menjaga akurasi pengelolaan risiko dan mendeteksi potensi fraud.
Akulaku berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga pertumbuhan portofolio yang sehat dan berkelanjutan di tengah dinamika pasar paylater yang terus berkembang.