Gubernur Banten Tekankan Ketelitian Pemilihan Penerima Beasiswa Sarjana Membangun Desa
Gubernur Banten, Andra Soni, baru-baru ini meluncurkan program beasiswa Sarjana Penggerak Desa. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan tinggi kepada putra-putri daerah yang berpotensi memajukan desa mereka. Dalam peluncurannya, Andra Soni menekankan pentingnya ketelitian dan kehati-hatian bagi pemerintah desa (Pemdes) dalam memilih penerima beasiswa.
Inisiatif ini muncul sebagai bagian dari alokasi dana bantuan desa yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Banten, yang mencapai Rp 100 juta per desa. Andra Soni menyampaikan bahwa idealnya, dana tersebut dapat menghasilkan minimal tiga sarjana dari setiap desa. Namun, setelah melalui diskusi dan pertimbangan, disepakati bahwa untuk tahap awal, setiap desa diharapkan dapat membiayai minimal satu sarjana per tahun.
"Keinginan saya, minimal tiga orang sarjana lahir dari anggaran itu. Namun, kita bicara, diskusi, akhirnya sepakat, tahun ini satu sarjana harus lahir dari Rp100 juta per desa," ujar Andra Soni pada acara peluncuran Program Sarjana Penggerak Desa yang diselenggarakan di Cibeber, Lebak, Banten, pada hari Rabu (18/6/2025).
Detail alokasi anggaran untuk program ini menetapkan bahwa Pemdes harus mengalokasikan Rp 20 juta dari total dana bantuan untuk Program Sarjana Penggerak Desa. Dana tersebut kemudian dibagi, dengan Rp 8 juta dialokasikan untuk biaya pendidikan dan Rp 12 juta untuk menunjang kebutuhan hidup penerima beasiswa selama masa studi.
Andra Soni mengingatkan para kepala desa dan perangkat desa agar tidak sembarangan dalam memilih calon penerima beasiswa. Proses seleksi harus didasarkan pada prinsip keadilan dan kompetensi, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi keluarga serta potensi akademik siswa.
"Ditentukan berbasis keadilan dan kompetensi anak yang disekolahkan. Semoga Sarjana Penggerak Desa jadi motor penggerak desa ke depan," tegasnya.
Selain peluncuran program beasiswa, acara tersebut juga menjadi momentum pengukuhan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Cabang Lebak. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Lebak, Hasbi Jayabaya, dan Ketua Apdesi Lebak, Ajat Sudrajat.
Andra Soni mengungkapkan bahwa lokasi acara semula direncanakan di sebuah gedung di Rangkasbitung, ibu kota Lebak. Namun, ia memutuskan untuk memindahkannya ke Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, dengan tujuan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan merasakan langsung aspirasi mereka.
Antusiasme masyarakat yang hadir dalam acara tersebut, menurut Andra Soni, merupakan cerminan harapan besar yang mereka titipkan kepada pemerintah. Ia menekankan pentingnya menjaga kepercayaan ini dan memastikan program-program yang dijalankan dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang.
"Kalau orang kota, menunggu pejabat ngomong tak betah. Tapi tadi hanya terusir hujan, tapi jumlahnya tetap konsisten," ujarnya.
"Artinya apa? Mereka semua menaruh harapan besar, maka jangan sia-siakan. Perlu kita pikirkan, yang kita kerjakan hari ini, besok bisa berkelanjutan," pungkasnya.