Ancaman Bom di Pesawat Saudia Airlines Tunda Kepulangan Jemaah Haji

MEDAN - Penerbangan Saudia Airlines yang membawa 442 jemaah haji dari Depok dan Bekasi mengalami penundaan signifikan akibat ancaman bom. Pesawat dengan nomor penerbangan SV-816 terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada hari Selasa, 17 Juni 2025.

Insiden ini berawal ketika otoritas penerbangan menerima email berisi ancaman bom yang dikirim dari Mumbai, India. Email tersebut mengklaim bahwa pesawat akan diledakkan saat mendarat di Jakarta. Menanggapi ancaman serius ini, Kementerian Perhubungan segera mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk kepolisian, TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Darat, serta petugas keamanan bandara (Avsec).

Pesawat yang dijadwalkan tiba di Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB, dialihkan ke Bandara Kualanamu dan berhasil mendarat dengan selamat pada pukul 10.44 WIB. Setelah pendaratan darurat, tim gabungan yang terdiri dari personel kepolisian, TNI, dan Avsec segera mengevakuasi seluruh penumpang dan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat.

Tim penjinak bom (Jihandak) diterjunkan dengan peralatan lengkap untuk menyisir setiap sudut pesawat, mulai dari kabin penumpang hingga kompartemen kargo. Meskipun pemeriksaan intensif telah dilakukan, hingga saat ini tidak ditemukan bukti adanya bom atau bahan peledak di dalam pesawat.

Kombes Pol Ferry Walintukan, Kepala Bidang Humas Polda Sumut, menjelaskan bahwa setelah proses sterilisasi dan dinyatakan aman, para jemaah haji diberangkatkan kembali ke Jakarta pada hari berikutnya. Proses keberangkatan dimulai dengan pemberian boarding pass pada pukul 07.40 WIB, dan pesawat yang sama lepas landas menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 08.45 WIB. Sebanyak 45 personel dari Polresta Deli Serdang, dibantu personel Kodim 0204/DS, dikerahkan untuk mengamankan proses boarding dan memastikan kelancaran penerbangan.

"Setelah insiden ancaman bom kemarin, kami tidak ingin mengambil risiko sedikit pun. Oleh karena itu, pengamanan diberlakukan secara maksimal,” tegas Kombes Pol Ferry Walintukan.

Asri Santosa, dari Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan, menambahkan bahwa koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait sangat penting dalam menangani situasi darurat seperti ini. Prioritas utama adalah keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat.