Waspada Konsumsi Berlebihan Matcha: Potensi Efek Samping yang Mengintai
markdown Popularitas matcha sebagai minuman kesehatan dan bahan dasar berbagai kreasi kuliner terus meningkat. Rasa uniknya yang menawarkan kombinasi umami dan sentuhan "grassy" menjadikannya favorit banyak orang. Namun, di balik kenikmatan tersebut, tersembunyi potensi efek samping yang perlu diwaspadai jika matcha dikonsumsi secara berlebihan.
Matcha, yang kaya akan kandungan kafein, katekin, dan tanin, dapat memicu reaksi negatif pada tubuh jika asupannya tidak terkontrol. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi matcha berlebihan:
- Reaksi Alergi: Konsumsi matcha berlebihan berpotensi memicu reaksi alergi pada individu yang sensitif terhadap teh hijau atau komponen tertentu dalam matcha, seperti kafein dan tanin. Gejala alergi yang mungkin muncul meliputi ruam kulit, gatal-gatal, hingga kesulitan bernapas.
- Risiko Kanker Esofagus: Beberapa kasus menunjukkan adanya individu yang mengalami masalah kesehatan serius akibat overdosis matcha. Kandungan katekin dalam matcha dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh. Kondisi ini, jika berlanjut, dapat meningkatkan risiko kanker esofagus, terutama jika matcha dikonsumsi dalam keadaan panas. Kanker esofagus adalah jenis kanker yang menyerang saluran penghubung antara tenggorokan dan lambung, dengan gejala seperti kesulitan menelan, batuk, nyeri ulu hati, dan suara serak.
- Peningkatan Tekanan Darah: Kandungan kafein dalam matcha dapat merangsang sistem saraf dan meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, individu dengan riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi perlu berhati-hati dalam mengonsumsi matcha. Selain itu, matcha juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan penurun tekanan darah.
- Gangguan Fungsi Hati: Konsumsi matcha dalam dosis tinggi berpotensi mengganggu fungsi hati. Kondisi ini dapat memengaruhi enzim hati dan jalur detoksifikasi dalam tubuh. Gejala yang mungkin timbul meliputi nyeri perut, urine berwarna gelap, dan penyakit kuning pada mata dan kulit.
- Kejang: Matcha mengandung kadar kafein yang lebih tinggi dibandingkan teh biasa. Secangkir matcha (237 ml) mengandung sekitar 30-50 mg kafein, sementara secangkir teh mengandung 20-30 mg kafein. Asupan kafein yang berlebihan dapat memicu kejang, terutama pada individu yang sangat sensitif terhadap kafein atau memiliki gangguan neurologis bawaan, seperti epilepsi.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi matcha secara moderat dan memperhatikan reaksi tubuh. Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi matcha secara teratur.