Trafigura Group Kokoh di Puncak Daftar Perusahaan Terbesar Asia Tenggara Versi Fortune
Trafigura Group, perusahaan perdagangan komoditas global yang berbasis di Singapura, kembali menduduki peringkat pertama dalam daftar Fortune Southeast Asia 500. Pengakuan ini menegaskan posisi Trafigura sebagai salah satu kekuatan ekonomi terkemuka di kawasan ini.
Didirikan pada tahun 1993 oleh Claude Dauphin dan Eric de Turckheim, Trafigura telah berkembang pesat menjadi pemain utama dalam perdagangan komoditas global. Dengan kantor pusat yang berlokasi strategis di Ocean Financial Centre, Singapura, perusahaan ini memiliki jaringan operasional yang luas dengan lebih dari 13.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 50 kantor di seluruh dunia.
Trafigura terlibat dalam perdagangan berbagai komoditas penting, termasuk:
- Minyak mentah dan produk olahan minyak bumi
- Logam dasar
- Mineral
Selain itu, Trafigura juga berinvestasi secara strategis dalam sektor energi terbarukan, hidrogen rendah karbon, dan teknologi energi bersih, menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan transisi energi global.
Pada tahun fiskal 2024, Trafigura mencatatkan pendapatan yang sangat besar, mencapai 243,2 miliar dollar AS, dengan laba bersih 2,8 miliar dollar AS. Perusahaan ini memiliki total aset senilai 76,4 miliar dollar AS dan ekuitas sebesar 16,3 miliar dollar AS, yang mencerminkan kekuatan finansial dan stabilitasnya.
Kendati mengalami penurunan laba bersih pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Trafigura tetap menunjukkan kinerja yang solid. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan volatilitas pasar komoditas setelah periode yang menguntungkan. Perubahan kepemimpinan juga terjadi pada April 2024, dengan Richard Holtum, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Gas, Energi, dan Energi Terbarukan, menggantikan Jeremy Weir sebagai CEO. Pengangkatan Holtum mencerminkan fokus perusahaan pada pertumbuhan dan inovasi di sektor energi terbarukan.
Namun, Trafigura juga menghadapi tantangan hukum dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, perusahaan mengakui tuduhan suap terkait kontrak minyak di Brasil dan setuju untuk membayar denda yang signifikan. Selain itu, pada awal 2024, pengadilan pidana Swiss menjatuhkan denda kepada Trafigura terkait kasus suap di Angola. Perusahaan ini juga diwajibkan untuk mengalokasikan dana untuk potensi klaim kompensasi. Trafigura berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan dalam rantai pasokan komoditasnya. Perusahaan ini telah bermitra dengan Palantir Technologies untuk mengembangkan platform teknologi yang canggih untuk mengukur, melaporkan, dan berkolaborasi dalam emisi karbon di seluruh rantai pasokan komoditas.
Platform ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi emisi dari produksi, transformasi, dan transportasi komoditas. Hal ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memahami jejak karbon mereka dan mengidentifikasi peluang untuk jalur rendah karbon. Daftar Fortune Southeast Asia 500 tahun ini menyoroti potensi kawasan ini untuk memanfaatkan perubahan rantai pasokan global dan pertumbuhan industri seperti pertambangan, kendaraan listrik, dan kecerdasan buatan (AI). Negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja terus berkontribusi signifikan terhadap ekonomi kawasan.
Perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara memainkan peran penting dalam rantai pasokan global, menangkap pergeseran kapasitas manufaktur dari China, menarik investasi modal yang signifikan, dan membentuk kembali dinamika perdagangan global.