Eskalasi Timur Tengah: Khamenei Serukan Perlawanan, Trump Beri Ultimatum Tanpa Syarat ke Iran

Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik didih setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan perlawanan melalui serangkaian pesan di platform media sosial X. Dalam pesannya, Khamenei menegaskan penolakan Iran untuk berkompromi dengan Zionis, menyatakan bahwa tidak ada belas kasihan yang akan diberikan. Seruan ini muncul setelah pernyataan keras dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyinggung keberadaan Khamenei.

Trump menulis di media sosial bahwa AS mengetahui persis lokasi persembunyian Khamenei, menggambarkan pemimpin tertinggi Iran itu sebagai target yang mudah, namun untuk saat ini tidak akan dihabisi. Trump kemudian menambahkan ultimatum yang lebih tegas: "MENYERAH TANPA SYARAT!" Sebelumnya, Trump juga menyarankan semua orang untuk segera mengungsi dari Teheran, meningkatkan kekhawatiran akan potensi serangan yang lebih besar.

Konflik antara Iran dan Israel terus memanas, ditandai dengan saling serang rudal. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, memperingatkan warga Israel, terutama di Tel Aviv dan Haifa, untuk segera mengungsi demi keselamatan mereka. Sebagai tanggapan, militer Israel memperingatkan penduduk Distrik 18 Teheran tentang potensi serangan terhadap infrastruktur militer Iran di wilayah tersebut. Laporan media Iran, yang dikutip oleh Reuters, mengindikasikan ledakan telah terjadi di beberapa bagian ibu kota Iran tak lama setelah peringatan tersebut.

Kementerian Kesehatan Iran melaporkan bahwa sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 luka-luka akibat serangan udara Israel sejak Jumat (13/06). Israel mengklaim 24 warganya tewas akibat serangan Iran dalam periode yang sama. Organisasi nirlaba Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran (HRANA), mencatat jumlah korban sipil sebanyak 224 jiwa, 188 luka-luka, 109 anggota militer tewas dan 123 orang terluka, serta 119 korban tewas dan 335 luka-luka yang belum teridentifikasi. Total korban di Iran menurut HRANA mencapai 452 tewas dan 646 luka-luka.

Trump sebelumnya mengisyaratkan kemungkinan kesepakatan diplomatik dengan Iran untuk mengakhiri konflik, menyampaikan optimismenya setelah KTT G7 di Kanada. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan kesiapan untuk berdiplomasi, tetapi memperingatkan bahwa keterlibatan AS dalam konflik akan merusak prospek solusi negosiasi. Sementara itu, Israel mengklaim telah menyerang ratusan lokasi di Iran, termasuk markas Kementerian Pertahanan, fasilitas nuklir Natanz dan Isfahan, serta kilang minyak dan kapal tanker minyak Shahran.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan kebakaran besar di depot minyak di barat laut Teheran, menambah gambaran kerusakan akibat konflik yang meningkat. Antrean panjang kendaraan terlihat di Teheran, saat warga berusaha meninggalkan ibu kota. Pemerintah Iran menepis pesan-pesan Israel yang meminta warga mengungsi sebagai bagian dari operasi psikologis musuh dan mengklaim memperlambat internet untuk memerangi serangan siber. Menteri Pertahanan Israel telah memperingatkan penduduk Teheran bahwa mereka akan menanggung akibat dari serangan Iran terhadap warga Israel.

Di tengah eskalasi ini, muncul laporan bahwa Trump menolak rencana Israel untuk membunuh Ayatollah Ali Khamenei. Pejabat AS mengatakan Israel memiliki kesempatan untuk membunuh Khamenei tetapi ditolak Trump. Netanyahu menolak mengomentari laporan tersebut, tetapi menegaskan bahwa Israel melakukan apa yang perlu dilakukan. Dalam wawancara dengan Fox News, Netanyahu juga mengisyaratkan bahwa perubahan rezim di Iran bisa menjadi hasil dari upaya Israel.

Korps Garda Revolusi Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal balistik ke sejumlah target di Israel dalam operasi yang disebut "True Promise 3". Khamenei memperingatkan bahwa Iran akan bertindak dengan kekuatan terhadap Israel, dan tidak akan membiarkan kejahatan ini berlalu tanpa hukuman. Israel mengklaim telah mencegat sebagian besar rudal Iran, meskipun beberapa berhasil mencapai target di Tel Aviv dan Ramat Gan. Akibat serangan ini, 40 orang dirawat di rumah sakit di Israel.

Israel memulai serangan ke puluhan lokasi di Iran, yang diklaim Netanyahu menargetkan program pengayaan nuklir Iran. Kepala Garda Revolusi Iran dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Netanyahu menegaskan bahwa operasi ini akan terus berlanjut sampai ancaman Iran terhadap Israel dihilangkan. Serangan Israel dilaporkan menyasar fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan markas Garda Revolusi di Teheran.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa sejumlah pemimpin senior Iran, termasuk Kepala Garda Revolusi Hossein Salami, tewas dalam serangan Israel. Dua ilmuwan nuklir senior, Fereydoon Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi, juga dilaporkan tewas. Iran telah lama membantah memiliki program senjata nuklir, meskipun banyak negara dan IAEA tidak yakin dengan klaim tersebut. IAEA baru-baru ini menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasinya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

Kondisi darurat diberlakukan di Israel, dan penerbangan di bandara internasional utama di Teheran ditangguhkan. AS mengklaim tidak terlibat dalam serangan tersebut. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan bahwa Israel mengambil tindakan sepihak dan prioritas utama AS adalah melindungi pasukannya di kawasan tersebut.