Konflik Israel-Iran Memanas: Guru Asal Inggris Terjebak di Tel Aviv Usai Hadiri Pesta Pernikahan
Ribuan warga negara asing kini menghadapi ketidakpastian di Israel, terdampar akibat konflik bersenjata yang meningkat antara Israel dan Iran. Penutupan wilayah udara Israel telah menyebabkan pembatalan massal penerbangan komersial, membuat banyak turis asing, termasuk Deborah Claydon, seorang guru berusia 41 tahun dari Hertfordshire, Inggris, tidak dapat kembali ke rumah.
Deborah, yang tiba di Herzliya, Tel Aviv, untuk menghadiri pernikahan sepupunya, kini mendapati dirinya dan ibunya yang berusia 81 tahun terjebak di tengah situasi yang penuh gejolak. Perjalanan singkat tiga hari yang direncanakan berubah menjadi pengalaman yang menakutkan ketika sirene serangan udara mulai meraung hanya beberapa jam setelah pesta pernikahan.
Terjebak di Tengah Konflik
"Semuanya berubah dalam hitungan jam," kata Deborah. "Tiga jam setelah kami kembali dari pesta pernikahan, sirene berbunyi dan kami harus segera mencari perlindungan." Setiap malam, mereka terbangun oleh suara sirene dan bergegas ke tempat perlindungan di hotel mereka. Deborah menggambarkan suasana yang penuh kecemasan dan kepanikan di antara para tamu hotel.
Dilema Perjalanan Darat
Dengan Bandara Internasional Tel Aviv ditutup tanpa batas waktu yang jelas, beberapa wisatawan mulai mempertimbangkan opsi perjalanan darat yang berisiko ke Yordania atau Mesir sebagai upaya terakhir untuk kembali ke negara asal. Deborah, bersama sekelompok turis asing lainnya, memutuskan untuk melakukan perjalanan panjang dengan mobil menuju perbatasan Mesir, dengan harapan mendapatkan penerbangan pulang dari Sharm El-Sheikh.
Namun, keputusan ini datang dengan dilema berat. Deborah terpaksa meninggalkan ibunya, yang tidak mampu melakukan perjalanan panjang karena kondisi fisiknya. Ibunya kini tinggal bersama saudara laki-laki Deborah di kota lain yang dianggap lebih aman.
"Saya sangat takut," ungkap Deborah sebelum memulai perjalanannya. "Ini situasi yang sangat tidak stabil. Saya tidak tahu apakah lebih aman pergi atau tetap tinggal. Tidak ada jaminan. Kita bahkan tidak tahu kapan bandara akan dibuka kembali, bisa dalam hitungan hari, atau bahkan minggu."
Solidaritas di Tempat Perlindungan
Di tengah ketidakpastian dan ketakutan, Deborah menggambarkan suasana saling mendukung di antara para wisatawan dari berbagai negara yang berlindung bersama di hotel. Meskipun sebelumnya tidak saling mengenal, mereka kini menjadi satu kelompok yang saling menguatkan satu sama lain.
Sementara itu, sejak konflik dimulai, puluhan orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka di kedua belah pihak. Puluhan ribu wisatawan asing masih terjebak di Israel, termasuk mereka yang datang untuk menghadiri Parade Pride tahunan di Tel Aviv yang dibatalkan karena konflik.