Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki: Status Awas Ditetapkan, Ratusan Warga Mengungsi

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Selasa (17/6/2025), memaksa ratusan warga mengungsi. Erupsi ganda dalam sehari itu memicu kepanikan dan kegelapan di desa-desa sekitar gunung.

Kronologi Erupsi dan Dampaknya

Letusan pertama terjadi pada pukul 17:41 WITA, memuntahkan abu vulkanik dan kerikil yang menyebabkan kondisi gelap gulita di desa-desa lereng gunung. Kepala Desa Pululera, Paulus Sanga Tukan, menggambarkan situasi terkepung akibat hujan pasir dan kerikil. Warga Desa Nurabelen yang mengungsi ke Konga, Lyan, menyatakan bahwa erupsi kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya, dengan abu yang menutupi desa dan menyebabkan kegelapan.

Pengamat Gunung Lewotobi Laki-laki, Yohanes Kolly Sorywutun, mencatat letusan tersebut pada seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi sekitar 6 menit 53 detik. Erupsi disertai awan panas yang mengarah ke berbagai sisi.

Peningkatan Status dan Imbauan Keselamatan

Merespon peningkatan aktivitas vulkanik, status Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 7 kilometer dari puncak, serta sektoral 8 kilometer ke arah barat daya dan timur laut. Yohanes Kolly Sorywutun mengimbau warga untuk tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, dan tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Potensi banjir lahar hujan juga diwaspadai di sejumlah wilayah seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Hujan abu dan kerikil memicu eksodus warga dari Desa Nurabelen ke Desa Konga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur berkoordinasi dengan desa-desa terdampak. Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Flores Timur, Avi Manggota Hallan, melaporkan koordinasi dengan Desa Boru, di mana kerikil telah menutupi jalan dan halaman rumah warga.

Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, mengkonfirmasi skala letusan yang besar, dengan debu dan kerikil yang melanda wilayah tersebut. Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Dampak Hingga Wilayah Kupang dan Aktivitas Penerbangan

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki bahkan terlihat hingga Kabupaten Kupang, di mana warga menyaksikan gumpalan abu besar menyerupai "bom atom". Jhoni Nesi, warga Kupang, melihat fenomena ini di daerah RSS Baumata, Kecamatan Taebenu. Meski demikian, aktivitas penerbangan di Bandara El Tari Kupang tetap normal. Humas Bandara El Tari Kupang, I Gusti Ngurah Yudi Saputra, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau informasi dari BMKG dan akan mengevaluasi kondisi pada penerbangan pertama keesokan harinya.

Erupsi Lanjutan dan Pengungsian Massal

Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus pada pukul 21:33 WITA, dengan kolom abu setinggi 2.000 meter membumbung dari kawah, disertai semburan lava pijar. Letusan ini menyebabkan ratusan warga dari Desa Klantanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawokote mengungsi ke perbatasan Kabupaten Sikka. Wakil Bupati Ignasius Boli Uran menjelaskan bahwa para pengungsi adalah warga zona merah atau wilayah Kajian Risiko Bencana (KRB).

Penumpang Kapal Dharma Rucita yang sedang berlayar dari Labuan Bajo ke Kupang juga mendengar dentuman letusan. Berto Kalau, seorang penumpang, menggambarkan abu vulkanik yang membumbung tinggi sebagai pemandangan indah dari kejauhan.

Penegasan Pemerintah dan Sanksi Bagi Warga yang Melanggar

Wakil Bupati Ignasius Boli Uran menyatakan kekecewaannya karena masih banyak warga yang tinggal di kaki gunung meski sudah direlokasi. Ia menegaskan bahwa warga yang tidak patuh tidak akan mendapat bantuan dan dilarang dilayani petugas kesehatan. Ignas memerintahkan camat dan kepala desa untuk mendata warga yang tetap tinggal di zona bahaya.