Kecemasan Geopolitik Mendorong Pelemahan Bursa Saham AS: Konflik Timur Tengah Bayangi Investor

Kinerja bursa saham Amerika Serikat mengalami tekanan signifikan pada hari Selasa, dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian global terkait konflik yang melibatkan Israel dan Iran. Eskalasi tensi di Timur Tengah, yang telah berlangsung selama lima hari terakhir, memicu gelombang kekhawatiran di kalangan investor, terutama setelah adanya laporan mengenai penambahan kekuatan militer AS di kawasan tersebut.

Tekanan jual semakin intensif pada sesi perdagangan sore, mengakibatkan lonjakan pada indeks volatilitas Cboe (VIX) hingga mencapai level 21,6. Angka ini merupakan penutupan tertinggi sejak Mei 2025, mengindikasikan sentimen pasar yang sangat berhati-hati dan antisipasi terhadap fluktuasi yang lebih tinggi.

Menurut sumber-sumber internal, Pentagon telah mengerahkan lebih banyak jet tempur ke Timur Tengah dan memperpanjang masa tugas unit yang sudah ada di sana. Langkah ini semakin memperburuk kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas.

Di sisi lain, mantan presiden Donald Trump menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat. Perang dimulai setelah Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

"Kita berada di tengah periode yang sangat tidak pasti, di mana visibilitas pasar sangat terbatas dan kekhawatiran terus meningkat," ujar Terry Sandven, Chief Equity Strategist di U.S. Bank Wealth Management, Minneapolis.

Selain tensi geopolitik, pelaku pasar juga mencermati perkembangan kebijakan ekonomi, termasuk potensi pengenaan tarif impor oleh Trump, pembahasan mengenai pemotongan pajak, dan arah kebijakan suku bunga AS. Keputusan terkait suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) dijadwalkan akan diumumkan pada hari Rabu. Konsensus analis menunjukkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini.

Secara sektoral, hampir seluruh sektor utama dalam indeks S&P 500 mengalami penurunan, kecuali sektor energi yang justru menguat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah. Kekhawatiran akan potensi gangguan terhadap pasokan minyak dari Timur Tengah, wilayah penghasil minyak utama, menjadi faktor pendorong kenaikan harga minyak.

Saham-saham perusahaan pertahanan juga mencatat kenaikan. Saham Lockheed Martin melonjak 2,6%. Pada penutupan perdagangan, Dow Jones Industrial Average turun 299,29 poin atau 0,70% menjadi 42.215,80. Indeks S&P 500 melemah 50,39 poin atau 0,84% ke level 5.982,72. Sementara itu, Nasdaq Composite merosot 180,12 poin atau 0,91% menjadi 19.521,09.

Sandven memperkirakan bahwa pasar akan cenderung sideways hingga investor mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai perkembangan situasi. Meskipun demikian, fundamental perusahaan dan laporan keuangan yang solid masih memberikan dukungan untuk kinerja saham dalam jangka menengah.