Serangan Brutal di Hampi Guncang Pariwisata India: Turis Asing Mengungsi

Serangan Brutal di Hampi Guncang Pariwisata India: Turis Asing Mengungsi

Sebuah insiden kekerasan mengerikan di dekat situs warisan dunia UNESCO Hampi, India, telah mengakibatkan kepanikan massal di kalangan wisatawan asing dan memicu penurunan drastis kunjungan wisata ke daerah tersebut. Peristiwa yang terjadi di desa Sanapur, sekitar 28 kilometer dari reruntuhan utama Hampi, melibatkan penyerangan terhadap lima orang, termasuk dua turis asing – seorang wanita Israel dan seorang pria Amerika – serta tiga warga India. Akibatnya, dua wanita diperkosa secara beramai-ramai, dan satu pria asal Odisha ditemukan tewas setelah kejadian tersebut. Insiden ini bukan hanya kejahatan biadab, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan wisatawan di destinasi wisata populer India.

Kejadian bermula ketika kelima korban, yang sedang mengamati bintang, didekati oleh tiga pria yang datang dengan sepeda motor. Awalnya, para pelaku meminta uang, dan setelah menerima sejumlah kecil uang, mereka kemudian menyerang para korban. Tiga pria didorong ke kanal Sungai Tungabhadra, sementara kedua wanita diperkosa. Dua pria berhasil menyelamatkan diri, namun satu pria ditemukan tewas keesokan harinya. Kejadian ini telah memicu gelombang ketakutan di kalangan wisatawan, khususnya turis asing, sehingga mengakibatkan penurunan kunjungan wisata hingga 90 persen.

Respon Pemerintah dan Pihak Berwenang:

Pihak kepolisian Karnataka merespon dengan cepat, menangkap ketiga pelaku dalam waktu kurang dari tiga hari. Dua pelaku ditangkap pada Sabtu, 8 Maret 2025, sementara satu pelaku lainnya ditangkap di Tamil Nadu pada Minggu, 9 Maret 2025, dan dibawa ke Karnataka untuk diinterogasi. Para pelaku dijerat dengan berbagai tuduhan, termasuk pemerasan, perampokan, pemerkosaan beramai-ramai, dan percobaan pembunuhan. Menteri Negara Bagian Karnataka, Shivaraj Tangadagi, menghimbau wisatawan untuk menghindari bepergian sendirian di malam hari.

Dampak terhadap Pariwisata:

Hampi, yang merupakan bekas ibu kota kerajaan Hindu Vijayanagara dan telah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1986, merupakan destinasi wisata populer, terutama bagi turis asal Israel dan Eropa. Sekitar 100.000 wisatawan asing mengunjungi daerah tersebut setiap tahunnya. Namun, setelah insiden ini, banyak turis, terutama dari Israel, telah membatalkan rencana perjalanan mereka dan meninggalkan Hampi. Seorang turis Israel, Talia Zilber (21), menyatakan ketakutannya dan mengubah rencana perjalanannya. Pemandu wisata setempat juga melaporkan penurunan drastis pemesanan homestay dan memberikan saran kepada wisatawan yang masih berada di Hampi untuk selalu bepergian dalam kelompok.

Kejahatan Terhadap Perempuan di India:

Insiden di Hampi menyoroti kembali permasalahan kekerasan terhadap perempuan yang masih menjadi isu serius di India. Meskipun pemerintah telah memberlakukan undang-undang yang lebih ketat setelah kasus pemerkosaan brutal di Delhi pada 2012, kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk pemerkosaan, masih sering terjadi. Data Biro Catatan Kejahatan Nasional mencatat hampir 32.000 kasus pemerkosaan pada tahun 2022. Kasus pemerkosaan terhadap turis asing juga bukan yang pertama kali terjadi. Kejadian di Hampi menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi India dalam melindungi wisatawan dan perempuan dari kejahatan kekerasan.

Departemen Luar Negeri AS juga telah mengeluarkan pernyataan terkait insiden ini, menyatakan keprihatinan atas keselamatan warga negara AS yang menjadi korban. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang keamanan dan perlindungan wisatawan di India, serta mendesak pemerintah untuk meningkatkan upaya dalam mencegah dan mengatasi kekerasan terhadap perempuan serta memastikan keselamatan para wisatawan.