Serangan Balasan Iran: Analisis Mendalam Rudal Balistik yang Menargetkan Israel
Serangan Balasan Iran: Analisis Mendalam Rudal Balistik yang Menargetkan Israel
Sebagai respons terhadap serangan yang menyasar situs nuklir dan tokoh militer mereka, Iran melancarkan serangan balasan menggunakan ratusan rudal balistik ke wilayah Israel. Meskipun sistem pertahanan udara Israel berhasil mencegat sebagian besar proyektil yang datang, sejumlah rudal berhasil menembus pertahanan dan mencapai target di berbagai lokasi, termasuk Tel Aviv, menyebabkan kerusakan dan kerugian.
Rudal balistik, sebagai senjata strategis jarak jauh, dirancang untuk mengirimkan muatan, baik konvensional maupun nuklir, ke target yang berjarak ribuan kilometer. Senjata ini bekerja dengan prinsip dasar mekanika klasik, memanfaatkan lintasan balistik untuk mencapai tujuannya. Proses peluncuran melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks, dimulai dengan aktivasi mesin roket yang kuat.
Mekanisme Kerja Rudal Balistik
Rudal balistik memulai perjalanannya dengan mesin roket yang menghasilkan dorongan kuat, mengangkatnya ke atmosfer atas atau bahkan ruang angkasa. Begitu mencapai ketinggian yang diinginkan, mesin roket dimatikan, dan rudal memasuki fase penerbangan bebas. Dalam fase ini, rudal mengikuti lintasan yang telah diprogram sebelumnya, memanfaatkan gravitasi bumi dan momentum yang diperoleh selama peluncuran.
Saat mendekati target, rudal memasuki kembali atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi. Gesekan dengan udara menghasilkan panas yang ekstrem, sehingga diperlukan perisai termal untuk melindungi hulu ledak dan sistem navigasi. Setelah melewati lapisan atmosfer, rudal mengarah ke target dengan bantuan sistem panduan inersia atau GPS, memastikan akurasi yang tinggi.
Klasifikasi dan Jangkauan
Rudal balistik diklasifikasikan berdasarkan jangkauan, yang bervariasi dari beberapa ratus kilometer hingga lebih dari 10.000 kilometer. Klasifikasi ini meliputi:
- Rudal Balistik Jarak Pendek (SRBM): Jangkauan hingga 1.000 km.
- Rudal Balistik Jarak Menengah (MRBM): Jangkauan antara 1.000 km hingga 3.000 km.
- Rudal Balistik Jarak Menengah Jauh (IRBM): Jangkauan antara 3.000 km hingga 5.500 km.
- Rudal Balistik Antarbenua (ICBM): Jangkauan lebih dari 5.500 km.
Kecepatan rudal balistik sangat tinggi, mampu menempuh ribuan kilometer dalam hitungan menit. Kecepatan ini diukur dalam Mach, yang merupakan perbandingan terhadap kecepatan suara. Rudal dengan kecepatan Mach 5 bergerak lima kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Kecepatan dan Waktu Tempuh
Rudal balistik jarak pendek dapat mencapai kecepatan supersonik (di atas Mach 1), sementara rudal jarak jauh mampu mencapai kecepatan hipersonik (di atas Mach 5). Dengan jarak antara Iran dan Israel sekitar 1.300 km hingga 1.500 km, rudal balistik yang melaju dengan kecepatan Mach 5 dapat mencapai target dalam waktu sekitar 12 menit, tergantung pada jenis rudal dan lokasi peluncuran.
Kombinasi antara jangkauan jauh, kecepatan tinggi, dan kemampuan untuk menghindari deteksi membuat rudal balistik menjadi senjata yang sangat berbahaya. Sistem pertahanan udara memiliki waktu yang sangat terbatas untuk bereaksi terhadap ancaman rudal balistik, terutama saat rudal memasuki kembali atmosfer dengan kecepatan tinggi. Beberapa rudal juga dilengkapi dengan umpan dan teknologi siluman untuk mengelabui radar dan sistem pertahanan.
Arsenal Rudal Balistik Iran
Iran memiliki beragam jenis rudal balistik, termasuk:
- Shahab-1 dan Fateh-110 (jangkauan sekitar 300 km)
- Shahab-2 dan Fateh-313 (jangkauan sekitar 500 km)
- Shahab-3 (jangkauan sekitar 1.300 km)
- Ghadr (jangkauan sekitar 2.000 km)
- Soumar (jangkauan hingga 2.500 km)
Israel juga memiliki kemampuan rudal balistik, termasuk rudal jarak jauh yang dikembangkan bersama dengan Amerika Serikat. Situasi ini menciptakan lanskap keamanan yang kompleks dan meningkatkan risiko eskalasi konflik di kawasan tersebut.