Ancaman Serangan Balasan Iran Menguat, Warga Sipil Israel Diimbau Mengungsi
Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi, mengeluarkan pernyataan keras yang mendesak warga Israel, khususnya di kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Haifa, untuk segera mengungsi. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi serangan balasan Iran menyusul serangan mendadak yang dilancarkan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada Jumat pekan lalu.
Mousavi, dalam pernyataannya yang disiarkan melalui televisi pemerintah, menegaskan bahwa "operasi-operasi hukuman" akan segera dilaksanakan. Ia menekankan bahwa serangan-serangan sebelumnya yang dilakukan Iran terhadap Israel hanyalah bersifat pencegahan, namun situasi saat ini menuntut tindakan yang lebih tegas. Lebih lanjut, Mousavi mengimbau warga Israel untuk tidak menjadi korban dari ambisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dianggap oleh Teheran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas eskalasi konflik ini.
Imbauan untuk mengungsi ini muncul sebagai respons langsung terhadap serangan Israel yang menewaskan sedikitnya 224 orang di Iran. Serangan tersebut tidak hanya menargetkan fasilitas nuklir dan militer, tetapi juga menyebabkan jatuhnya korban sipil, termasuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir. Pemerintah Iran mengecam keras serangan tersebut dan berjanji akan membalas tindakan agresi ini.
Situasi yang semakin tegang ini menimbulkan kekhawatiran global akan potensi terjadinya konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Komunitas internasional mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan. Namun, dengan pernyataan keras dari kedua belah pihak, prospek perdamaian tampaknya semakin menjauh.