Infrastruktur Digital Jadi Kunci Pemerataan Kecerdasan Buatan di Indonesia
Pemerintah Indonesia tengah berupaya keras untuk memastikan bahwa manfaat kecerdasan buatan (AI) dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat, tanpa terkecuali. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan bahwa fondasi utama untuk mewujudkan visi ini adalah ketersediaan infrastruktur digital yang memadai di seluruh pelosok negeri.
Meutya menyoroti pentingnya percepatan pembangunan dan peningkatan kualitas jaringan internet, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Menurutnya, konektivitas yang handal merupakan prasyarat mutlak untuk membuka akses terhadap teknologi AI dan memanfaatkannya secara optimal di berbagai sektor. Tanpa infrastruktur digital yang kuat, implementasi AI akan terhambat dan berpotensi memperlebar kesenjangan digital yang sudah ada.
"Konektivitas adalah modal dasar untuk digitalisasi. Tanpa itu, pemanfaatan kecerdasan buatan tidak akan mungkin terjadi karena kita tidak memiliki fondasi yang kuat," ungkap Meutya dalam keterangan resminya.
Saat ini, AI telah menunjukkan potensinya dalam mengubah berbagai aspek kehidupan, mulai dari pemasaran dan industri kreatif hingga pendidikan. Pemerintah Indonesia berambisi untuk memperluas pemanfaatan AI ke sektor-sektor strategis lainnya, seperti:
- Pendidikan: Meningkatkan kualitas pembelajaran dan akses terhadap sumber daya pendidikan.
- Ketahanan Pangan: Mengoptimalkan produksi pertanian dan mengurangi risiko gagal panen.
- Perikanan: Meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri perikanan.
- Layanan Pemerintahan: Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.
Meutya menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan AI di sektor perikanan dan peningkatan layanan publik. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan teknologi AI guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.
Pemerintah juga mendorong para pelaku usaha untuk meningkatkan kemampuan digital dan mulai mengadopsi AI dalam operasional bisnis mereka. Meutya menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya meningkatkan konektivitas digital di seluruh Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang masih tertinggal. Tujuannya adalah untuk mewujudkan transformasi digital yang inklusif dan merata, sehingga tidak ada lagi daerah yang terpinggirkan akibat keterbatasan akses digital.
"Jika transformasi digital berjalan dengan baik, tidak akan ada lagi daerah yang tergolong 3T (tertinggal, terdepan, terluar), karena semuanya akan terhubung dan terjangkau melalui digitalisasi," pungkasnya.