Koordinasi Lemah Picu Krisis Tenaga Medis di Dua RSUD Medan

Dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Medan, yaitu RSUD dr. Pirngadi dan RSUD Bachtiar Jafar, tengah menghadapi permasalahan serius terkait ketersediaan tenaga medis, khususnya dokter spesialis dan perawat. Situasi ini menjadi sorotan tajam dari pemerintah kota, yang menyoroti lemahnya koordinasi antar instansi terkait sebagai akar permasalahan.

Wakil Wali Kota Medan, Zakiyuddin Harahap, menyatakan bahwa kurangnya komunikasi yang efektif antara Dinas Kesehatan, manajemen kedua RSUD, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) telah menyebabkan terjadinya kekurangan tenaga medis yang krusial. Menurutnya, koordinasi yang baik seharusnya dapat mencegah terjadinya situasi kekurangan dokter spesialis dan perawat, apalagi jika menyangkut kebutuhan mendesak.

Zakiyuddin menekankan pentingnya antisipasi terhadap kebutuhan tenaga medis, terutama terkait dengan penggantian dokter dan perawat yang memasuki masa pensiun. Ia mengingatkan agar proses rekrutmen pengganti dilakukan jauh sebelum tenaga medis tersebut pensiun, sehingga tidak terjadi kekosongan layanan. Dalam kondisi mendesak, ia menyarankan agar rumah sakit mempertimbangkan perekrutan tenaga medis dari luar dengan memberikan kompensasi yang lebih tinggi, terutama jika belum tersedia Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memenuhi kualifikasi.

Kondisi RSUD Bachtiar Jafar, yang berlokasi di Medan Utara, menjadi perhatian khusus. Meskipun fasilitas rumah sakit telah dibangun dengan baik, keberadaannya belum optimal karena kekurangan dokter dan perawat. Zakiyuddin meminta agar BKD segera dipanggil untuk mengatasi permasalahan ini dan mencari solusi terbaik, demi kepentingan masyarakat.

Ia juga mengkritik situasi paradoks di RSUD Bachtiar Jafar, di mana bangunan rumah sakit telah berdiri megah namun kekurangan tenaga medis. Zakiyuddin menegaskan bahwa dokter adalah kunci utama dalam operasional sebuah rumah sakit. Tanpa kehadiran dokter yang memadai, fasilitas rumah sakit secanggih apapun tidak akan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Ia berencana mengunjungi Jakarta untuk memperjuangkan peningkatan kualitas RSUD Pirngadi, agar mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya.

Data terkini menunjukkan bahwa RSUD Pirngadi memiliki 425 perawat dan bidan. Namun, rumah sakit tersebut masih menghadapi keterbatasan dalam memberikan pelayanan di sejumlah bidang spesialisasi, seperti:

  • Jantung anak
  • Hematologi anak
  • Neurologi anak
  • Tumbuh kembang anak
  • PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
  • Bedah onkologi
  • Gastroentero Hepatologi
  • Catheter jantung

Pada rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebelumnya, tercatat 21 formasi dokter spesialis yang tidak terisi, semakin memperburuk kondisi kekurangan tenaga medis di kedua RSUD tersebut.