PKB Gagas Konferensi Internasional: Pesantren di Era Digital dan Inovasi
PKB Gagas Konferensi Internasional: Pesantren di Era Digital dan Inovasi
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengumumkan rencana penyelenggaraan Konferensi Internasional Transformasi Pesantren yang akan berlangsung pada 24 hingga 26 Juni 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk mempertemukan para pemimpin pesantren, akademisi, dan ahli pendidikan dari berbagai negara, termasuk Iran, Turki, dan Mesir, guna membahas strategi pengembangan pesantren di era modern.
Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Saifullah Maksum, menekankan bahwa konferensi ini merupakan wujud komitmen partai dalam mendukung pesantren untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, khususnya dalam menghadapi tantangan dan peluang yang muncul dari perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi.
"Kegiatan ini adalah realisasi dari komitmen besar PKB untuk menjaga, mendorong, dan mengembangkan pendidikan pesantren agar terus berkembang, termasuk di tengah-tengah perubahan sosial yang sangat dahsyat," ujar Saifullah dalam konferensi pers di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Konferensi ini diharapkan dapat mengumpulkan sekitar 300 peserta, termasuk pengasuh pesantren dari berbagai wilayah di Indonesia, perwakilan lembaga pendidikan Islam non-pesantren, aktivis pendidikan tinggi, akademisi, peneliti kepesantrenan, serta perwakilan organisasi masyarakat Islam.
Saifullah menjelaskan bahwa pesantren saat ini masih kuat dalam menjaga tradisi keilmuan dan nilai-nilai klasik. Namun, adopsi sistem baru dan teknologi modern masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, konferensi ini mengusung tema "Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian", yang mencerminkan keinginan PKB untuk mendorong pesantren menjadi lembaga yang unggul dalam berbagai aspek.
PKB menegaskan bahwa tujuan konferensi ini bukanlah untuk mengubah pesantren secara radikal, melainkan untuk mendorong inovasi tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional seperti kesederhanaan, kebersahajaan, dan hubungan erat antara santri dan kiai. Konferensi ini akan terdiri dari tiga rangkaian acara utama:
- Simposium Internasional: Menghadirkan tokoh-tokoh nasional seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti.
- Forum Diskusi Kelompok (FGD): Terbagi menjadi tiga klaster:
- Klaster 1: Membahas bagaimana pesantren di Indonesia, Iran, Mesir, dan Turki menjaga tradisi keilmuan sambil mengembangkan teknologi dan inovasi.
- Klaster 2: Membahas kurikulum lintas ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Al-Khairat, hingga pesantren independen.
- Klaster 3: Memetakan tantangan pesantren ke depan.
- Kunjungan Lapangan: Mengunjungi institusi seperti kantor Huawei, Yayasan Buddha Tzu Chi, dan SMK Mitra Industri untuk memperkaya perspektif peserta terkait inovasi teknologi, manajemen sosial, dan link and match pendidikan dengan dunia kerja.
"Kami ingin membangun pesantren yang mandiri, mempersiapkan generasi muda unggul menghadapi tantangan masa depan, tanpa kehilangan identitas dan nilai dasar kepesantrenan," pungkas Saifullah.