Ancaman Pemanasan Global: Populasi Penguin Kaisar Menyusut Drastis di Antartika

Kondisi Memprihatinkan Penguin Kaisar di Antartika

Sebuah studi terbaru mengungkap kondisi yang mengkhawatirkan terkait populasi penguin kaisar di Antartika. Pemanasan global telah menyebabkan perubahan signifikan pada habitat es mereka, berdampak langsung pada kelangsungan hidup spesies ini. Hasil pemantauan menunjukkan penurunan populasi yang lebih parah dari perkiraan sebelumnya.

Para ilmuwan telah melakukan pemantauan terhadap enam belas koloni penguin kaisar, yang mewakili hampir sepertiga dari total populasi global. Koloni-koloni ini tersebar di Semenanjung Antartika, Laut Weddell, dan Laut Bellingshausen. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa kondisi populasi penguin jauh lebih buruk dari proyeksi model komputer yang paling pesimistis sekalipun.

Dampak Perubahan Iklim yang Mempercepat Penurunan Populasi

Perubahan iklim menjadi faktor utama penyebab penurunan populasi penguin kaisar. Kenaikan suhu telah menyebabkan penipisan dan ketidakstabilan es di wilayah-wilayah penting bagi perkembangbiakan mereka. Penguin kaisar membutuhkan platform es yang kokoh dan stabil untuk membangun sarang, bertelur, dan membesarkan anak-anaknya.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa koloni penguin mengalami kegagalan reproduksi total akibat runtuhnya es tempat mereka bersarang. Anak-anak penguin yang belum cukup dewasa untuk bertahan di laut terpaksa jatuh ke air beku, menyebabkan kematian massal.

Penurunan Populasi yang Signifikan

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications: Earth & Environment menunjukkan bahwa populasi penguin kaisar telah menurun sebesar 22 persen dalam kurun waktu 15 tahun terakhir (hingga 2024) di koloni-koloni yang dipantau. Angka ini jauh lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang menunjukkan penurunan hanya 9,5 persen di seluruh Antartika antara tahun 2009 dan 2018.

Metode Penelitian dan Upaya Pemantauan

Penelitian ini menggunakan citra satelit resolusi tinggi yang diambil selama bulan Oktober dan November, sebelum wilayah tersebut memasuki musim dingin yang gelap. Para peneliti berencana untuk menggunakan jenis pemantauan satelit lain, seperti radar atau pencitraan termal, untuk memperluas jangkauan pemantauan ke koloni-koloni lain dan mendapatkan data selama bulan-bulan yang lebih gelap.

Harapan di Tengah Kondisi yang Mengkhawatirkan

Peter Fretwell, seorang ilmuwan yang terlibat dalam studi ini, menekankan bahwa meskipun situasinya mengkhawatirkan, masih ada harapan untuk menyelamatkan penguin kaisar. Ia menyerukan tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.

Dengan perubahan perilaku manusia dan pengurangan emisi, penguin kaisar dapat diselamatkan. Studi tahun 2020 memperkirakan terdapat sekitar 250.000 pasangan penguin kaisar yang berkembang biak di Antartika. Penguin jantan mengerami telur selama musim dingin, sementara betina mencari ikan selama dua bulan. Setelah kembali, betina memberi makan anak penguin dengan makanan yang dimuntahkan. Untuk bertahan hidup, anak penguin harus mengembangkan bulu kedap air pada pertengahan Desember.

Ancaman Nyata Perubahan Iklim

"Penguin kaisar adalah contoh paling jelas bagaimana perubahan iklim benar-benar menunjukkan dampaknya," kata Fretwell. Penelitian ini memberikan gambaran yang menyedihkan tentang perubahan iklim dan penurunan populasi penguin yang terjadi lebih cepat dari perkiraan. Namun, dengan upaya bersama dan tindakan nyata, masih ada waktu untuk melindungi spesies ikonik ini dan habitatnya.