Grab Indonesia Integrasikan Ribuan Pengemudi Ojol dalam Ekosistem UMKM
Grab Indonesia mengumumkan inisiatif baru yang bertujuan untuk memberdayakan ribuan pengemudi ojek online (ojol) dengan mengintegrasikan mereka ke dalam ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Langkah ini diharapkan dapat memberikan peluang pendapatan tambahan dan meningkatkan kesejahteraan para mitra pengemudi.
Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia, menyatakan bahwa inisiatif ini terbuka bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas. Saat ini, Grab telah memiliki 700 mitra pengemudi disabilitas. "Kesempatan ini dibuka seluas-luasnya bagi siapa pun, tanpa memandang latar belakang pendidikan. Yang terpenting adalah memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan," ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Smesco, Jakarta Selatan.
Sejak tahun 2018, Grab telah menciptakan 4,6 juta lapangan pekerjaan melalui kemitraan dengan UMKM. Kisah sukses seorang pengemudi ojol yang berhasil membuka rumah makan ayam penyet menjadi inspirasi bagi Grab untuk membuka peluang bagi mitra pengemudi agar dapat mengembangkan usaha mereka sendiri.
"Dari survei yang kami lakukan, 50 persen dari pengemudi kami adalah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan. Setelah bergabung dengan Grab, penghasilan mereka meningkat dua kali lipat," ungkap Neneng. Grab juga bekerja sama dengan Kementerian UMKM dalam program Kota Masa Depan sejak tahun 2021, yang telah menjangkau 15 kota kecil dan melibatkan lebih dari 200.000 UMKM.
Untuk memfasilitasi calon mitra, Grab mengadakan rekrutmen selama tiga hari di Gedung Smesco. Para pendaftar akan dibantu dalam menyiapkan persyaratan yang diperlukan dan diarahkan untuk mendaftar BPJS Ketenagakerjaan.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menyambut baik inisiatif ini, dengan menyatakan bahwa status pengemudi ojol sebagai UMKM dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka. "Jika kita memperlakukan mereka sebagai tenaga kerja, maka mekanismenya harus mengikuti mekanisme ketenagakerjaan," kata Maman. "Padahal, sebagian besar mitra ojol lebih mengejar pekerjaan paruh waktu."
Dengan status sebagai UMKM, pengemudi ojol akan mendapatkan akses ke berbagai fasilitas pemerintah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, BBM dan LPG bersubsidi, serta pelatihan sumber daya manusia.
Status ini memungkinkan mereka untuk tetap mempertahankan fleksibilitas dalam bekerja, sekaligus mendapatkan perlindungan dan akses pembiayaan layaknya pengusaha UMKM formal lainnya. "Jika mereka diperlakukan sebagai pekerja, perkiraan kami hanya sekitar 15-20 persen saja yang bisa terakomodasi," pungkas Maman.