Status Gunung Lewotobi Laki-Laki Ditingkatkan Menjadi Awas Akibat Peningkatan Aktivitas Vulkanik

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Badan Geologi, telah menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi Level IV atau Awas. Keputusan ini mulai berlaku sejak pukul 15.00 WITA.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa peningkatan status ini didasarkan pada hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik gunung tersebut. Pemantauan visual pada tanggal 16-17 Juni 2025 menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Pengamatan memperlihatkan visual gunung api yang jelas meskipun kadang tertutup kabut. Asap kawah utama teramati berwarna putih dengan intensitas bervariasi dari tipis hingga tebal, dengan ketinggian antara 50 hingga 500 meter dari puncak.

Kondisi cuaca di sekitar gunung saat itu cerah hingga berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, barat, dan barat laut. Suhu udara tercatat antara 20 hingga 30.1 derajat Celcius. Morfologi puncak gunung menunjukkan bukaan kawah yang mengarah ke timur laut-timur, yang mengindikasikan potensi arah pergerakan material erupsi.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa visual kawah gunung api pada 24 Mei 2025 menunjukkan adanya pemanjangan ke arah barat laut-timur laut. Material lava dengan warna hitam terlihat mengisi kawah dengan luas sekitar 87.000 meter persegi. Hingga saat ini, belum ada penambahan signifikan pada area tersebut. Badan Geologi memperkirakan bahwa jika terjadi erupsi, kemungkinan besar akan bersifat eksplosif.

Asap hembusan tampak di sekitar kawah dengan tekanan lemah hingga sedang. Asap juga terlihat di area puncak sisi barat laut, menyerupai rekahan dan cenderung tipis. Sementara itu, pada tembusan solfatara di sisi timur laut, asap tampak tipis. Kemunculan asap kawah (solfatara) ini disebabkan oleh adanya zona alterasi (zona lemah), yang memungkinkan asap keluar dari area tersebut. Area ini berpotensi mengalami directed blast (erupsi langsung searah) yang dapat mengarah ke barat laut, timur laut, dan barat dari Gunung Lewotobi.

Data kegempaan juga menunjukkan peningkatan signifikan pada gempa vulkanik dalam. Rata-rata kejadian gempa vulkanik dalam per hari sebelumnya hanya 8-10 kejadian, namun pada tanggal 17 Juni 2025 tercatat 50 kejadian dalam kurun waktu dua jam.

Secara rinci, data kegempaan dari tanggal 16-17 Juni 2025 pukul 14:00 WITA mencatat lima kali gempa hembusan, 18 kali tremor non harmonik, tiga kali gempa low frequency, tiga kali gempa hybrid, 52 gempa vulkanik dalam, dan tujuh kali gempa tektonik jauh.

Data deformasi dari tiltmeter dan GPS menunjukkan indikasi inflasi, yang didukung oleh data InSAR yang menunjukkan anomali inflasi. Hal ini mengindikasikan adanya tekanan dari dalam tubuh gunung api yang berpotensi menyebabkan erupsi.

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tujuh kilometer dan sektoral barat daya-timur laut delapan kilometer dari pusat erupsi. Masyarakat juga diminta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah serta tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.

Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar jika terjadi hujan lebat, terutama di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.

Gunung Lewotobi Laki-Laki dilaporkan telah mengalami erupsi pada pukul 17.41 WITA. Setelah letusan terjadi, hujan abu dan kerikil dilaporkan terjadi di sekitar wilayah tersebut.