SPMB Jakarta 2025: Orang Tua Keluhkan Kendala Pendaftaran di Posko Pengaduan
Sejumlah orang tua calon siswa mengadu ke posko Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jakarta Timur terkait berbagai kendala yang dihadapi dalam proses pendaftaran tahun ajaran 2025. Posko yang berlokasi di SMK Negeri 26 Jakarta menjadi tujuan para orang tua untuk mencari solusi atas permasalahan yang mereka alami.
Beberapa keluhan yang disampaikan antara lain kesalahan pemilihan sekolah, masalah verifikasi data kependudukan, dan lupa kata sandi akun SPMB. Maya, seorang warga Cipinang Muara, mengaku tidak sengaja memilih sekolah yang lokasinya jauh dari tempat tinggalnya.
"Saya awalnya ingin mendaftarkan anak di SD sekitar Cipinang, tetapi salah klik dan malah memilih sekolah di Duren Sawit. Sekarang saya bingung karena jaraknya jadi jauh," ujarnya saat ditemui di SMK 26 Jakarta. Maya berharap posko SPMB dapat membantu memindahkan pilihan sekolah anaknya ke wilayah Cipinang Muara.
Petugas posko menjelaskan bahwa perubahan pilihan sekolah tidak dapat dilakukan secara langsung. Maya harus menunggu sampai data anaknya tidak lagi terdaftar di sekolah pilihan pertama, baru kemudian dapat mendaftar ulang dengan pilihan yang baru.
Lain halnya dengan Agus, warga Jatinegara, yang kebingungan karena proses verifikasi SPMB anaknya ditolak sistem. Penolakan tersebut disebabkan karena data kartu keluarga (KK) miliknya belum terbarui di sistem. Pihak kelurahan mengarahkan Agus untuk melapor ke Posko SPMB di Rawamangun.
"Padahal data dari Dukcapil sudah masuk, tapi tetap diminta waktu karena saya baru membuat kartu keluarga," jelas Agus. Perubahan KK ini dilakukan karena sebelumnya ia terkena dampak penggusuran di tempat tinggal lamanya. Sistem SPMB mencatat batas waktu perubahan KK hingga 14 Juni 2024. Agus disarankan untuk membuat akun baru dengan mencantumkan alamat lama dan alamat yang baru.
Ridwan, warga Rawa Terate, mengalami masalah lupa kata sandi akun SPMB. Ia tidak dapat masuk ke akunnya untuk mendaftarkan anaknya sekolah.
"Kemarin saya coba daftar, tapi tidak bisa masuk karena lupa password dan diminta datang ke Posko SPMB di Rawamangun," tuturnya. Setelah mengunjungi posko, Ridwan dibantu untuk mengaktivasi kembali akunnya dengan kata sandi yang baru. Ia berencana mendaftarkan anaknya ke SMP di sekitar wilayah Cakung atau Pulogadung, yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Kasus-kasus yang dialami Maya, Agus, dan Ridwan menunjukkan bahwa proses pendaftaran SPMB Jakarta 2025 masih menyisakan sejumlah kendala bagi orang tua calon siswa. Posko-posko pengaduan SPMB diharapkan dapat memberikan solusi dan membantu kelancaran proses pendaftaran bagi seluruh calon siswa.