Jawa Barat Ajukan Bantuan DKI Jakarta dan Banten untuk Atasi Kerusakan Infrastruktur Parung Panjang
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menyatakan ketidakmampuannya untuk mengatasi kerusakan infrastruktur di Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, seorang diri. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa dibutuhkan investasi signifikan, mencapai Rp 1,2 triliun, untuk merehabilitasi kawasan tersebut secara komprehensif.
"Pemerintah provinsi baru tahun ini turun tangan menangani. Kalau dibuat jalan bermutu itu memerlukan Rp 1,2 triliun. Tetapi tidak mungkin Jawa Barat Rp 1,2 triliun untuk recovery satu kecamatan, karena kita sangat luas kecamatannya lebih dari 600 kecamatan," ungkap Dedi Mulyadi usai menghadiri Rapat Gubernur Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) di Jakarta.
Parung Panjang, menurut Dedi Mulyadi, telah lama menjadi pemasok utama material konstruksi untuk berbagai proyek pembangunan di Jakarta dan Tangerang. Aktivitas pengangkutan material ini berdampak buruk pada infrastruktur jalan dan kesehatan masyarakat setempat, termasuk peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
"Infrastrukturnya hancur total, masyarakatnya kena ISPA," tegas Dedi.
Gubernur Dedi Mulyadi menyoroti kontras antara pertumbuhan pesat pembangunan di wilayah perkotaan, dengan maraknya hotel dan perumahan mewah, dan kondisi memprihatinkan yang dialami Parung Panjang akibat dampak eksternal dari pembangunan tersebut.
"Tumbuhlah hotel-hotel, area perumahan mewah yang itu memberikan multiplier effect ekonomi bagi lingkungan, meningkatnya pendapatan pajak daerah. Tetapi Parung Panjang-nya mengalami problem," jelasnya.
Oleh karena itu, Dedi Mulyadi menyerukan kesadaran kolektif dari daerah-daerah yang menikmati manfaat pembangunan, khususnya DKI Jakarta dan Banten, untuk turut bertanggung jawab dalam memulihkan kerusakan yang ditimbulkan di Parung Panjang. Ia menekankan perlunya pembahasan bersama antara Jawa Barat, Tangerang, dan DKI Jakarta untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
"Harus ada yang dibicarakan dengan Tangerang dengan DKI, pertumbuhan pembangunan yang terjadi di Jakarta yang melahirkan multiplier effect dan lahirnya orang-orang kaya baru di bidang properti, itu melahirkan kemiskinan dan residu pembangunan penderitaan bagi rakyat Jabar, harus ada recovery yang dilakukan secara bersama," pungkasnya.
Gubernur Jawa Barat ini mengindikasikan bahwa kontribusi dari daerah yang diuntungkan oleh suplai material dari Parung Panjang sangat dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.