Kerokan dan Tradisi 'Masuk Angin': Peluang Emas Pariwisata Kesehatan Indonesia
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak ternilai harganya, salah satunya adalah tradisi mengatasi 'masuk angin' yang meliputi berbagai praktik seperti kerokan, penggunaan jamu, dan pijat tradisional. Lebih dari sekadar pengobatan rumahan, tradisi ini menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata kesehatan (wellness tourism) yang unik dan berkelanjutan.
Fenomena 'masuk angin' sendiri, menurut Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A., Guru Besar Antropologi Kesehatan UGM, bukanlah sekadar gangguan kesehatan ringan, melainkan sebuah konsep budaya yang kaya makna. Konsep ini mencerminkan cara masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, memahami kesehatan, penyakit, dan proses penyembuhan. Penelitian Prof. Atik menyoroti tiga aspek penting dalam tradisi 'masuk angin': sistem gagasan (pengetahuan budaya), perilaku budaya (cara penyembuhan), dan artefak budaya (alat dan bahan yang digunakan).
- Sistem Gagasan: Konsep sehat-sakit dan filosofi penyembuhan yang mendasari praktik 'masuk angin'.
- Perilaku Budaya: Berbagai cara penyembuhan yang dipilih masyarakat Jawa untuk mengatasi 'masuk angin', seperti kerokan, minum jamu, atau menggunakan balsam.
- Artefak Budaya: Alat dan bahan yang digunakan dalam praktik penyembuhan, seperti koin kuno untuk kerokan, rempah-rempah untuk jamu, atau minyak gosok.
Praktik kerokan, misalnya, yang melibatkan penggosokan kulit dengan koin atau alat tumpul lainnya, dipercaya dapat mengeluarkan 'angin' dari dalam tubuh dan meredakan gejala seperti pegal-pegal, meriang, dan perut kembung. Bagi masyarakat Indonesia, kerokan mungkin merupakan hal yang biasa, namun bagi wisatawan mancanegara, ini adalah pengalaman budaya yang eksotis dan menarik.
Dalam era global yang semakin peduli terhadap kesehatan holistik, praktik-praktik tradisional seperti kerokan, pijat tradisional, dan pengobatan herbal semakin diminati. Tren wisata wellness, yang berfokus pada pencegahan penyakit, gaya hidup sehat, dan pemulihan keseimbangan tubuh dan jiwa, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mempromosikan tradisi 'masuk angin' sebagai daya tarik wisata yang unik dan berdaya saing.
Bali, sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia, telah mengambil langkah maju dalam mengembangkan wisata wellness. Penyelenggaraan Bali Wellness and Beauty Expo menjadi bukti komitmen Bali dalam memajukan sektor ini. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya dan kearifan lokal, Indonesia berpotensi menjadi pusat wisata wellness yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.