Tragedi di Kyiv: Serangan Udara Rusia Tewaskan Belasan Warga Sipil

Serangan udara Rusia menghantam Kyiv, Ukraina, pada Selasa (17/6) dini hari, mengakibatkan sedikitnya 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Rentetan rudal dan drone yang diluncurkan Rusia menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur sipil, termasuk gedung apartemen dan sebuah taman kanak-kanak.

Kepala Administrasi Militer Kyiv, Tymur Tkachenko, menyampaikan melalui Telegram bahwa tim penyelamat masih berupaya mencari korban yang mungkin terjebak di bawah reruntuhan. Serangan tersebut dilaporkan menghantam lima distrik di Kyiv, dengan distrik Solomianskyi menjadi salah satu area yang paling terdampak. Tkachenko menambahkan bahwa pemadaman listrik terjadi di beberapa wilayah akibat serangan tersebut.

Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, melaporkan bahwa 16 orang mengalami luka-luka, sebagian besar di distrik Solomianskyi. Salah satu drone Rusia dilaporkan menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen, menyebabkan kerusakan signifikan. Klitschko juga menyebutkan bahwa seorang warga negara Amerika Serikat berusia 62 tahun ditemukan tewas di sebuah rumah di dekat lokasi petugas medis memberikan pertolongan kepada para korban. Namun, rincian lebih lanjut mengenai penyebab kematian warga AS tersebut belum diungkapkan.

Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya aktivitas drone antara Ukraina dan Rusia dalam beberapa pekan terakhir. Kedua negara telah melakukan dua putaran perundingan langsung yang bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Meskipun perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan mengenai pertukaran tawanan perang dan pemulangan jenazah tentara, belum ada kemajuan signifikan menuju resolusi yang lebih luas.

Andriy Yermak, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina, mengecam serangan tersebut sebagai bukti bahwa Rusia terus menargetkan warga sipil. Serangan terhadap infrastruktur sipil dan permukiman penduduk menuai kecaman internasional dan meningkatkan kekhawatiran tentang eskalasi konflik.