Gelombang ketegangan antara Iran dan Israel, yang ditandai dengan aksi saling serang sejak Jumat, 13 Juni 2025, berdampak signifikan pada lalu lintas udara di kawasan Timur Tengah. Penutupan jalur penerbangan yang melintasi wilayah udara Iran, Suriah, Yordania, dan Irak memaksa maskapai komersial untuk mencari rute alternatif yang lebih aman.

Sejumlah besar penerbangan memilih untuk memutar ke selatan melalui wilayah udara Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, atau ke utara melalui Turkmenistan dan Turki. Namun, data dari aplikasi pelacak penerbangan, FlightRadar24, mengungkap bahwa setidaknya enam pesawat sipil terpantau nekat melintasi wilayah udara Iran antara tanggal 13 dan 16 Juni 2025. Berikut adalah rincian penerbangan tersebut:

• 13 Juni 2025:

  • Dua pesawat penumpang milik maskapai Iran, Mahan Air, tercatat memasuki wilayah udara Iran pada malam hari. Penerbangan IRM-050 rute Bangkok-Teheran, diikuti oleh penerbangan IRM-080 rute Guangzhou-Teheran selang satu jam kemudian. Jejak kedua pesawat tersebut hilang dari pantauan FlightRadar24 di dekat Kota Isfahan, namun dilaporkan mendarat selamat di Teheran. Diduga, pesawat tersebut mematikan sistem pelacakan untuk menghindari deteksi.

• 14 Juni 2025:

  • Dua pesawat kargo milik Cargolux terpantau melintasi wilayah udara Iran. Penerbangan CV-9875 rute Shanghai-Luxembourg, yang dijadwalkan menuju Niger, melintas pada dini hari. Tiga jam kemudian, penerbangan CV-9735 rute Zhengzhou-Luxembourg, dengan tujuan Arab Saudi, juga terpantau melintasi wilayah udara Iran.

• 15 Juni 2025:

  • Sebuah pesawat Emirates, EK-129 rute Dubai-Moscow, terpantau terbang sendirian di wilayah udara Iran pada dini hari. Namun, di tengah perjalanannya, pesawat tersebut membelok ke timur hingga mencapai wilayah udara Afghanistan. Dari sana, pesawat tersebut kemudian berbelok ke utara untuk melanjutkan perjalanan ke Moscow. Diduga, perubahan rute ini dilakukan demi alasan keamanan penerbangan.

• 16 Juni 2025:

  • Sebuah pesawat kargo Cargolux, CV-9877 rute Shanghai-Luxembourg, terpantau melintasi wilayah udara Iran sendirian. Pesawat ini kemudian mendarat di Irak.

Fakta menariknya, keenam pesawat tersebut melintasi wilayah udara Iran pada waktu dini hari menjelang fajar. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa waktu tersebut dianggap relatif lebih aman dari potensi serangan.