Respons Lambat Aduan Warga Dikecam, Wali Kota Semarang Beri Peringatan Keras OPD

Wali Kota Semarang Geram dengan Respon Lambat Aduan Warga

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, baru-baru ini menyampaikan kekecewaannya terhadap kinerja beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait penanganan aduan masyarakat. Hal ini menyusul diterimanya 3.068 aduan warga sejak 20 Februari hingga 15 Juni 2025 melalui berbagai kanal layanan, terutama Lapor Semar Solusi AWP. Ironisnya, banyak dari aduan tersebut yang tidak ditindaklanjuti dengan cepat atau bahkan tidak diselesaikan secara tuntas, memicu kemarahan sang wali kota.

Dalam pernyataannya pada Selasa (17/6/2025), Agustina Wilujeng menekankan pentingnya partisipasi aktif warga melalui aduan publik sebagai fondasi krusial dalam pembangunan kota. Ia mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, salah satunya melalui platform Lapor Semar Solusi AWP. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak aduan yang terabaikan, sehingga memicu kekecewaan dan hilangnya kepercayaan masyarakat.

"Jangan sampai warga berulang kali komplain gara-gara lama atau tidak tuntas," tegas Agustina, mengingatkan seluruh OPD untuk tidak mengabaikan keluhan masyarakat. Ia menambahkan bahwa kepercayaan publik adalah modal utama dalam pembangunan Kota Semarang yang lebih baik. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang menjadi dua OPD yang paling banyak menerima aduan, sehingga menjadi sorotan utama dalam evaluasi kinerja.

Pemkot Semarang Terus Berupaya Tingkatkan Kualitas Infrastruktur

Terlepas dari permasalahan respon lambat aduan, Pemkot Semarang terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas infrastruktur kota. Berbagai proyek telah dan akan terus dilaksanakan, termasuk perbaikan jalan, pembenahan saluran air, dan pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU). Sejak awal tahun, Pemkot Semarang telah memperbaiki 25,8 kilometer ruas jalan, membenahi 56 titik saluran air, dan memasang 1.245 PJU di 37 ruas jalan. Selain itu, penanganan jalan lingkungan juga menjadi prioritas, dengan 88 ruas jalan yang telah diperbaiki, termasuk pembangunan talud, rehabilitasi 60 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), serta pemeliharaan taman, jembatan, dan pedestrian.

Agustina Wilujeng menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya sekadar membangun fisik, tetapi juga menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Ia memastikan bahwa program-program perbaikan dan pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan untuk meningkatkan kualitas hidup warga Kota Semarang.

Dengan adanya peringatan keras dari Wali Kota dan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas infrastruktur, diharapkan Pemkot Semarang dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Kepercayaan publik adalah kunci utama dalam mewujudkan Kota Semarang yang lebih maju dan sejahtera.