Indonesia Terima Kucuran Dana Rp 34 Triliun dari Bank Dunia untuk Dorong Pertumbuhan dan Energi Bersih

Bank Dunia menyetujui paket pendanaan untuk Indonesia senilai total 2,128 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp 34,62 triliun. Dana ini dialokasikan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, memacu pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan memperluas akses terhadap energi bersih di seluruh negeri.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V Ferro, menyatakan bahwa investasi ini selaras dengan prioritas utama pemerintah Indonesia dan tujuan Bank Dunia untuk mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dukungan ini diwujudkan melalui dua program utama:

  • Pinjaman untuk Reformasi Kebijakan: Pinjaman sebesar 1,5 miliar dolar AS akan digunakan untuk mendukung program reformasi kebijakan yang berfokus pada peningkatan iklim investasi, modernisasi sektor keuangan, dan pengurangan hambatan infrastruktur. Program ini juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan terhadap risiko iklim dan bencana alam. Secara spesifik, inisiatif ini akan:

    • Memperluas layanan keuangan digital.
    • Mengurangi kendala dalam penyaluran kredit.
    • Memperdalam pasar modal.
    • Mengintegrasikan pertimbangan risiko iklim dan bencana alam dalam kebijakan ekonomi.
    • Memfasilitasi pengadaan teknologi energi terbarukan dengan mengurangi persyaratan konten lokal yang kaku.
    • Menyelaraskan kebijakan kawasan industri dengan standar internasional terkait lingkungan dan keberlanjutan.
    • Menerapkan mekanisme land value capture untuk menarik investasi swasta dalam proyek infrastruktur.
  • Pembiayaan untuk Elektrifikasi Berkelanjutan: Program Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2) menerima pendanaan sebesar 628 juta dolar AS. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses listrik bagi sekitar 3,5 juta orang, terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatra. Selain itu, pendanaan ini akan mendukung pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan angin dengan total kapasitas 540 megawatt (MW). Program ISLE-2 diharapkan dapat mengurangi biaya pembangkitan listrik sebesar 8% dan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 10% di wilayah yang menjadi fokus.

    Struktur pendanaan ISLE-2 meliputi:

    • Pinjaman dari IBRD (Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan) sebesar 600 juta dolar AS.
    • Hibah sebesar 12 juta dolar AS dari IBRD Surplus-Funded Livable Planet Fund.
    • Hibah sebesar 16 juta dolar AS dari mitra yang dimobilisasi melalui Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI), termasuk kontribusi dari Kerajaan Inggris Raya (melalui Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) Bank Dunia) dan Green Climate Fund SRMI-2.

Lebih lanjut, skema ini menandai uji coba pertama dari produk dukungan keuangan bertahap (step-up loan product) Bank Dunia. Struktur pembiayaan ini menawarkan suku bunga yang menguntungkan bagi Indonesia selama sembilan tahun pertama, dengan insentif untuk menarik modal swasta seiring berjalannya waktu. Hal ini memberikan suku bunga yang lebih rendah selama fase implementasi proyek dan peluang efisiensi biaya setelah proyek selesai.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Energi Regional Bank Dunia yang lebih luas, yang bertujuan untuk membangun jaringan energi nasional dan regional yang kuat dan saling terhubung.