Teladan Abadi: Kisah Peristirahatan Terakhir Rasulullah SAW dan Dua Sahabat Setia di Madinah

Di Kota Madinah yang penuh berkah, di dalam Masjid Nabawi yang megah, tersembunyi sebuah ruangan yang menyimpan nilai sejarah yang tak ternilai harganya. Dahulunya, ruangan ini merupakan tempat tinggal sederhana Sayyidah Aisyah RA, istri tercinta Nabi Muhammad SAW.

Kini, ruangan tersebut menjadi tempat peristirahatan abadi bagi Rasulullah Muhammad SAW, sosok yang paling mulia di antara umat manusia. Di sisi makam beliau, bersemayam dua sahabat terdekatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab, yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan Islam.

Wafatnya Rasulullah SAW

Pada tanggal 2 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriyah, Madinah diliputi kesedihan yang mendalam atas wafatnya Rasulullah SAW. Beliau menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Aisyah RA, meninggalkan umat dalam duka yang tak terhingga.

Setelah wafatnya Rasulullah, timbul pertanyaan penting mengenai lokasi pemakamannya. Berdasarkan sabda beliau sendiri, "Tidaklah seorang nabi dimakamkan kecuali di tempat ia meninggal dunia," maka diputuskanlah bahwa Rasulullah akan dimakamkan di kamar Aisyah RA. Di sanalah jasad beliau dikebumikan, di bawah tanah yang menjadi saksi bisu aktivitas sehari-harinya.

Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dua tahun kemudian, Madinah kembali berduka atas wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat setia Nabi SAW dan khalifah pertama umat Islam. Abu Bakar wafat pada usia 63 tahun. Semasa hidupnya, Abu Bakar selalu berada di sisi Rasulullah, menemaninya dalam setiap langkah, termasuk saat hijrah ke Madinah. Kesetiaannya yang luar biasa membuatnya mendapat gelar Ash-Shiddiq, yang berarti "yang membenarkan."

Sebelum wafat, Abu Bakar menyampaikan permintaannya untuk dimakamkan di sisi Rasulullah SAW. Permintaan ini dikabulkan, dan jasadnya dikebumikan di sebelah kanan makam Rasulullah, sebagai bukti cinta dan persahabatannya yang abadi.

Wafatnya Umar bin Khattab

Satu dekade berikutnya, kepemimpinan Islam berada di tangan Umar bin Khattab. Di bawah kepemimpinannya, Islam mencapai puncak kejayaan. Namun, takdir berkata lain. Umar ditikam oleh seorang Majusi saat memimpin shalat Subuh.

Dalam kondisi kritis, Umar menyampaikan harapannya untuk dimakamkan di samping Rasulullah dan Abu Bakar. Namun, kamar Aisyah sudah penuh. Umar kemudian mengutus putranya, Abdullah bin Umar, untuk memohon izin kepada Aisyah.

Aisyah dengan tulus memberikan izinnya, meskipun ia telah menyiapkan tempat itu untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, Umar dimakamkan di sebelah kiri Rasulullah.

Kini, tiga tokoh penting dalam sejarah Islam bersemayam berdekatan di Masjid Nabawi: Rasulullah di tengah, Abu Bakar di kanan, dan Umar di kiri. Sebuah formasi abadi yang menjadi pengingat akan persahabatan, kesetiaan, dan pengabdian mereka kepada agama Allah.

Lokasi Makam Rasulullah SAW dan Sahabat

Seiring berjalannya waktu, Masjid Nabawi mengalami perluasan dan renovasi. Makam Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya kini berada di dalam kompleks masjid, tepatnya di sudut tenggara (kiri depan) masjid.

Ketiga makam tersebut tidak dapat dilihat langsung oleh umum. Mereka berada di dalam area suci yang disebut Rawdah As-Syarifah, yang dikelilingi oleh pagar hijau berhias emas yang dikenal sebagai Syubbak.

Meskipun tersembunyi dari pandangan, keberadaan mereka tetap dirasakan oleh para peziarah yang datang dari seluruh dunia. Para peziarah berdiri dengan khidmat di depan pagar, mengucapkan salam kepada Rasulullah dan kedua sahabatnya, dengan harapan salam tersebut akan dibalas, sebagaimana janji Rasulullah SAW: "Tidaklah seseorang mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah mengembalikan ruhku agar aku menjawab salamnya."