Mega Proyek Tanggul Laut Raksasa Terganjal Anggaran, Pemerintah Cari Solusi Pendanaan

Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan keseriusan dalam merealisasikan proyek ambisius Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW). Proyek ini diharapkan dapat menjadi solusi permanen untuk mengatasi banjir rob yang kerap melanda wilayah pesisir utara Jawa. Namun, di balik ambisi besar ini, tantangan pendanaan menjadi isu krusial yang perlu segera diatasi.

Estimasi biaya untuk membangun tanggul laut yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur ini mencapai angka fantastis, yaitu US$ 80 miliar atau setara dengan Rp 1.300 triliun. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala utama. Meskipun demikian, ia menegaskan komitmen pemerintah untuk tetap melanjutkan proyek ini secara bertahap.

"Insyaallah itu akan terlaksana. Tapi mohon juga bersabar karena kami anggarannya dari waktu ke waktu juga sangat terbatas dan ada prioritas sana-sini, tapi bukan berarti kami diam, tidak. Insyaallah kami akan tetap berjuang bersama-sama menyelesaikan segala permasalahan rob," ujar Dody.

Proyek GSW dianggap sebagai infrastruktur vital untuk melindungi Pantura dari ancaman banjir rob dan dampak perubahan iklim ekstrem. Presiden Prabowo sendiri telah memasukkan proyek ini dalam visi dan misinya sebelum terpilih. Instruksi langsung dari presiden kepada para menteri terkait menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam menangani masalah rob di Pantura Jawa.

Sebagai langkah konkret, pemerintah tengah mempersiapkan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa. Badan ini diharapkan dapat mempercepat dan memastikan keberlanjutan pembangunan GSW, serta melindungi wilayah pesisir dari Jakarta hingga Semarang, termasuk Demak.

Presiden Prabowo sebelumnya menyatakan komitmennya untuk segera memulai proyek GSW sepanjang 500 kilometer, yang akan membentang dari Tangerang hingga Gresik. Pembangunan tanggul laut di Teluk Jakarta diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar US$ 10 miliar dengan waktu pengerjaan 8-10 tahun. Pemerintah juga mengajak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk ikut serta dalam pendanaan proyek ini, dengan prioritas pembangunan di wilayah DKI Jakarta sebelum meluas ke Semarang.

Pemerintah juga membuka pintu bagi investor untuk berpartisipasi dalam proyek strategis ini. Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa beberapa investor besar, termasuk dari Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Belanda, telah menunjukkan minat mereka. Selain investor asing, sejumlah perusahaan swasta lokal di sektor properti juga tertarik untuk terlibat.

"Yang paling banyak Cina pasti. Tapi yang lain-lain juga ada. Kemarin kan saya ketemu beberapa dubes mereka yang di sini, Jepang juga tertarik, banyak kok, Korea tertarik. Eropa juga, beberapa tertarik, Belanda terutama kalau Giant Sea Wall kan," ujar Dody.

Dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun investor asing, diharapkan proyek GSW dapat segera terealisasi dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Pantura Jawa.