Proyek Kabel Bawah Laut Raksasa Google dan Meta Sentuh Perairan Indonesia, Izin Rampung dalam Waktu Rekor
Raksasa teknologi dunia, Meta dan Google, dikabarkan tengah menjalankan proyek ambisius pemasangan kabel bawah laut (SKKL) di perairan Indonesia. Inisiatif ini mendapatkan respons positif dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah menerbitkan izin terkait.
Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik KKP, Doni Ismanto Darwin, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyetujui Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) atas nama konsorsium Apricot. Proyek SKKL Apricot, yang dijadwalkan rampung pada tahun 2025, merupakan kolaborasi antara Chungwa Telecom, Google, Meta, NTT, dan PLDT. Kabel ini akan membentang sepanjang 11.972 kilometer, menghubungkan berbagai lokasi strategis di Asia dan Amerika.
Lokasi pendaratan kabel di Indonesia telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut. Kebijakan ini mengatur jalur masuk kabel laut internasional ke wilayah Indonesia, dengan tujuan meminimalkan dampak lingkungan dan memastikan keamanan infrastruktur.
"Semua kabel laut internasional itu ditentukan landing station. Kalau masuknya dari arah Sulawesi itu diarahkan ke Manado. Kalau dari Samudera Pasifik melalui Jayapura. Terus, kabel laut dari Australia itu kita arahkan ke Kupang. Sedangkan, satu lagi di Batam," jelas Doni.
Proses perizinan untuk pemasangan kabel bawah laut di Indonesia melibatkan beberapa kementerian dan lembaga. Dimulai dari KKP untuk perizinan prinsip, dilanjutkan ke Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan untuk izin pekerjaan bawah laut, dan terakhir Kementerian Komunikasi dan Digital untuk izin operasional. Meski demikian, Doni memastikan bahwa proses perizinan di Indonesia tergolong cepat.
"Di Indonesia itu tergolong cepat, tidak hanya di KKP saja, tapi semua permit itu tercepat hingga 1,7 tahun prosesnya," tambahnya.
Sebelumnya, pada Maret 2021, Meta dan Google juga telah menginisiasi proyek serupa, yaitu pemasangan kabel bawah laut Echo dan Bifrost sepanjang 15 ribu kilometer yang menghubungkan pantai barat Amerika Serikat dengan Indonesia dan Singapura. Proyek Echo dikerjakan oleh Meta, Google, dan XL Axiata (sekarang XLSmart), sementara Bifrost digarap oleh Meta, Telin (anak perusahaan Telkom), dan Keppel asal Singapura.
Proyek-proyek kabel bawah laut ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas internet di Indonesia dan kawasan sekitarnya, mendorong pertumbuhan ekonomi digital, dan mempercepat transformasi digital di berbagai sektor.
Daftar Lokasi yang terhubung:
- Agat (Guam)
- Batam (Indonesia)
- Tanjung Pakis (Indonesia)
- Minambiso (Jepang)
- Baler (Filipina)
- Davao (Filipina)
- Tuas (Singapura)
- Taucheng (Taiwan)