Eksploitasi Laut Dalam: Ancaman Polusi Suara Mengintai Ekosistem Pasifik

Ancaman Tersembunyi di Kedalaman Laut Pasifik: Polusi Suara Akibat Penambangan

Aktivitas penambangan di dasar laut dalam Samudra Pasifik, khususnya di Zona Clarion-Clipperton (CCZ), memicu kekhawatiran mendalam di kalangan ilmuwan. Penelitian terbaru mengungkap bahwa polusi suara yang dihasilkan dari kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan ekologis yang luas dan signifikan bagi kehidupan laut.

Zona Clarion-Clipperton, sebuah dataran luas di dasar laut antara Hawaii dan Meksiko, menjadi incaran industri pertambangan karena kandungan mineral berharga seperti kobalt, nikel, dan mangan. Namun, eksploitasi sumber daya ini membawa konsekuensi serius terhadap ekosistem laut yang rapuh. Analisis terhadap ribuan studi menunjukkan bahwa sebagian besar spesies yang menghuni CCZ sangat sensitif terhadap suara.

Dampak Polusi Suara Terhadap Kehidupan Laut

Polusi suara dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan laut, termasuk:

  • Komunikasi: Banyak spesies laut menggunakan suara untuk berkomunikasi satu sama lain, mencari pasangan, dan berkoordinasi dalam kelompok. Kebisingan dari aktivitas pertambangan dapat menutupi atau mengganggu sinyal-sinyal penting ini.
  • Navigasi: Beberapa hewan laut menggunakan suara untuk navigasi dan orientasi. Polusi suara dapat membingungkan mereka dan membuat mereka tersesat.
  • Berburu dan Mencari Makan: Predator dan mangsa sama-sama mengandalkan suara untuk mendeteksi keberadaan satu sama lain. Kebisingan dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berburu atau menghindari pemangsa.
  • Perilaku dan Fisiologi: Penelitian menunjukkan bahwa polusi suara dapat menyebabkan perubahan perilaku dan fisiologis pada spesies laut, seperti peningkatan stres, penurunan reproduksi, dan perubahan pola migrasi.

Bahkan sepertiga dari spesies ikan di CCZ diyakini memiliki kemampuan menghasilkan atau membawa suara. Polusi suara berpotensi menimbulkan perubahan fisiologis dan perilaku spesies tersebut.

Kurangnya Transparansi dan Regulasi

Salah satu tantangan utama dalam mengatasi masalah polusi suara ini adalah kurangnya transparansi dari perusahaan pertambangan. Data mengenai tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh operasi penambangan masih sangat terbatas. Ketertutupan ini mempersulit upaya untuk memahami dampak penuh dari aktivitas tersebut dan mengembangkan langkah-langkah mitigasi yang efektif.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres sebelumnya telah memperingatkan risiko mengubah lautan menjadi wilayah tanpa hukum akibat penambangan laut dalam yang tidak terkendali. Perlunya regulasi yang ketat dan transparansi dalam industri penambangan laut dalam sangat mendesak untuk melindungi ekosistem laut dan memastikan keberlanjutan sumber daya laut bagi generasi mendatang.