Yogyakarta Optimalkan Pengelolaan Sampah Sungai dengan Pemasangan Penghalang Sampah: Volume Sampah Terkumpul Meningkat Signifikan

Pemerintah Kota Yogyakarta mengambil langkah proaktif dalam mengatasi permasalahan sampah sungai dengan memasang floating trash barrier atau penghalang sampah di beberapa titik strategis. Inisiatif yang dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta ini bertujuan untuk meminimalisir masuknya sampah dari wilayah hulu ke area perkotaan, sekaligus mempermudah proses pembersihan sungai secara keseluruhan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kota Yogyakarta, Very Tri Jatmiko, menjelaskan bahwa saat ini telah terpasang empat unit trash barrier. Dua unit dipasang di Sungai Code, dan dua unit lainnya di Sungai Winongo. Penempatan trash barrier ini difokuskan pada bagian hulu dan tengah sungai.

"Kami memasang dua unit di Sungai Winongo dan dua unit di Sungai Code, masing-masing di bagian hulu dan tengah sungai," ungkap Very.

Namun, Very juga menambahkan bahwa trash barrier yang dipasang di hulu Sungai Winongo sempat mengalami kerusakan akibat derasnya arus sungai saat hujan lebat. Sebagai langkah antisipasi, trash barrier tersebut sementara dilepas untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Tindakan serupa juga dilakukan pada titik-titik lain ketika kondisi cuaca ekstrem, kecuali pada trash barrier di Sungai Code bagian tengah yang tetap beroperasi.

Efektivitas pemasangan trash barrier ini mulai terlihat nyata. Sebelum pemasangan, volume sampah yang berhasil dikumpulkan dari Sungai Code rata-rata sekitar 95 kilogram per hari. Namun, sejak pemasangan trash barrier pada bulan Mei 2025, volume sampah yang terjaring meningkat drastis menjadi sekitar 200 kilogram per hari.

"Dengan adanya trash barrier, petugas ulu-ulu menjadi lebih mudah dalam membersihkan sungai karena sampah terkonsentrasi di satu titik," jelas Very.

Sampah yang berhasil dijaring kemudian diangkut ke depo sampah terdekat untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, DLH Kota Yogyakarta juga aktif memberikan edukasi kepada warga sekitar mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai dan keberlangsungan fungsi trash barrier.

Saat ini, pemasangan trash barrier baru difokuskan pada Sungai Code dan Sungai Winongo karena kedua sungai tersebut dinilai sebagai penyumbang volume sampah terbesar. Namun, ke depannya, DLH Kota Yogyakarta berencana untuk memasang trash barrier di seluruh sungai yang ada di wilayahnya, termasuk Sungai Gajah Wong dan Sungai Manunggal.

"Pemasangan trash barrier di Sungai Code bagian selatan Jembatan Sayidan, misalnya, terbukti sangat efektif dalam mengurangi sampah yang terbawa ke Dam Surokarsan," imbuhnya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Menurutnya, pemasangan trash barrier merupakan langkah awal yang penting dalam memisahkan sampah dari luar kota dan menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab warga.

"Kita tidak ingin air dari Sleman membawa sampah ke kota. Kita harus menjaringnya terlebih dahulu. Jika masih ada sampah, berarti itu berasal dari kota. Kita harus bertindak tegas," kata Hasto.

Hasto juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta akan terus melakukan pemasangan trash barrier di bagian hilir sungai untuk memperkuat pengawasan dan pengelolaan sampah di wilayah perkotaan.

Berikut adalah lokasi pemasangan trash barrier:

  • Sungai Code:
    • Hulu: Utara Jembatan Sardjito
    • Tengah: Selatan Jembatan Sayidan
  • Sungai Winongo:
    • Hulu: Kali Buntung
    • Tengah: Pringgokusuman