Mayoritas Anak Indonesia Terhambat Akses Gizi Seimbang, Pemerintah Genjot Program Makan Bergizi Gratis
Kesenjangan akses terhadap gizi seimbang masih menjadi permasalahan krusial bagi anak-anak di Indonesia. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengungkapkan, berdasarkan data yang dihimpun, sekitar 60 persen anak di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan gizi yang optimal.
Faktor utama yang melatarbelakangi kondisi ini adalah tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia hanya mencapai 9,22 tahun atau setara dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingkat pendidikan yang rendah ini berimplikasi langsung pada kemampuan ekonomi keluarga, yang pada akhirnya membatasi akses terhadap makanan bergizi.
"Kondisi ini menyebabkan mayoritas anak Indonesia hanya mengonsumsi makanan yang didominasi karbohidrat seperti nasi, mie, bihun, dan kerupuk tanpa diimbangi dengan asupan protein dan serat yang cukup," ujar Dadan Hindayana di Gedung BP Taskin, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).
Pemerintah menyadari betul permasalahan ini dan terus berupaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong konsumsi makanan yang mengandung 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat. Selain itu, pemerintah juga menggalakkan konsumsi susu, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi peternakan sapi perah.
Namun demikian, Dadan mengakui bahwa keterbatasan ekonomi juga menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak, termasuk susu. Oleh karena itu, Presiden RI Prabowo Subianto mencanangkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ini.
"Saat ini, program MBG telah menjangkau 1.785 Satuan Pendidikan Penyelenggara (SPPG) di seluruh Indonesia, meliputi 38 provinsi. Program ini telah melayani 4,97 juta penerima manfaat dan menciptakan lapangan kerja bagi kurang lebih 68.000 orang," jelas Dadan.
Dadan juga mengungkapkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indikatif untuk program MBG pada tahun 2026 mencapai Rp 217 triliun. Anggaran ini menjadikan BGN sebagai lembaga pemerintah dengan alokasi anggaran terbesar.
Program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam meningkatkan akses gizi seimbang bagi anak-anak Indonesia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Beberapa point penting yang di usung pemerintah dalam program Makan Bergizi Gratis:
- Peningkatan Gizi Seimbang: Program ini bertujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang memadai dan seimbang, terdiri dari protein, karbohidrat, serat, dan nutrisi penting lainnya.
- Fokus pada Daerah Tertinggal: Prioritas diberikan kepada daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan dan kekurangan gizi yang tinggi, sehingga anak-anak yang paling membutuhkan dapat merasakan manfaat program ini.
- Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Program ini juga berupaya memberdayakan ekonomi lokal dengan melibatkan petani, peternak, dan pelaku usaha kecil dalam penyediaan bahan makanan untuk program MBG.
- Peningkatan Kesehatan dan Produktivitas: Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, diharapkan kesehatan dan produktivitas anak-anak Indonesia dapat meningkat, sehingga mereka dapat belajar dan berkontribusi secara optimal di masa depan.