Badan Gizi Nasional Diproyeksikan Memiliki Anggaran Terbesar di Indonesia pada 2026

Badan Gizi Nasional (BGN) diproyeksikan akan menjadi lembaga dengan anggaran terbesar di Indonesia pada tahun 2026. Proyeksi ini didasarkan pada alokasi anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 217 triliun.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa peningkatan anggaran ini akan memungkinkan BGN untuk memperluas program-programnya secara signifikan, terutama dalam hal peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Saat ini, BGN sedang fokus pada pendidikan dan pelatihan calon kepala Sentra Pemberian Pangan Generasi (SPPG) sebanyak 32.000 orang.

Pada tahun 2025, anggaran BGN telah dialokasikan sebesar Rp 71 triliun. Pemerintah juga berencana untuk menambahkan anggaran sebesar Rp 50 triliun pada tahun ini. Penambahan anggaran ini bertujuan untuk mencapai target penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang.

Saat ini, BGN telah membangun 785 SPPG yang tersebar di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Pembangunan SPPG ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 68 ribu orang. Program-program BGN juga telah menjangkau 4,97 juta penerima manfaat Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Dadan, lebih dari 60% pekerja di SPPG adalah ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki pendapatan. Dengan bekerja di SPPG, mereka dapat memperoleh pendapatan minimal Rp 2 juta per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa program-program BGN tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pengentasan kemiskinan ekstrem.

Rincian Program dan Anggaran BGN:

  • Target Anggaran 2026: Rp 217 triliun
  • Anggaran 2025 (dialokasikan): Rp 71 triliun
  • Tambahan Anggaran 2025 (direncanakan): Rp 50 triliun
  • Target Penerima Manfaat: 82,9 juta orang
  • Jumlah SPPG: 785
  • Jumlah Provinsi: 38
  • Tenaga Kerja Terserap: 68 ribu orang
  • Penerima Manfaat MBG: 4,97 juta orang