Bojan Hodak: Kompetisi Liga 1 Indonesia Lebih Sengit Dibanding Liga Malaysia
Bojan Hodak, arsitek tim Persib Bandung, telah mengukir prestasi gemilang dalam dua tahun terakhir di kancah sepak bola Indonesia. Ia berhasil mengantarkan Maung Bandung meraih gelar juara Liga 1 secara berturut-turut, yakni pada musim 2023-2024 dan 2024-2025. Pencapaian ini mengantarkan Hodak sebagai pelatih terbaik Liga 1 dalam dua musim terakhir.
Pengalaman melatih di Indonesia memberikan Hodak perspektif unik mengenai perbedaan tantangan antara Liga 1 dan Liga Malaysia. Sebelumnya, Hodak telah lama berkarier di Malaysia, menangani sejumlah tim seperti Kelantan FC, Johor Darul Ta’zim (JDT), Penang FC, Kuala Lumpur City FC, serta Timnas U19 Malaysia.
Menurut Hodak, perbedaan signifikan terletak pada tingkat persaingan. Di Liga Malaysia, dominasi satu tim sangat terasa, yaitu JDT. Klub tersebut memiliki kekuatan finansial yang sangat besar, sehingga sulit untuk disaingi. JDT telah menjadi langganan juara Liga Super Malaysia selama lebih dari satu dekade.
Berbeda dengan Liga Malaysia, Liga 1 Indonesia menampilkan persaingan yang lebih ketat. Tidak ada tim yang benar-benar mendominasi. Hodak menyoroti bahwa tim-tim dari papan bawah klasemen pun mampu mengalahkan tim-tim papan atas. Hal ini menunjukkan bahwa kompetisi di Indonesia lebih dinamis dan menarik.
"Di Liga Malaysia, kekuatan terkonsentrasi pada satu tim, yaitu JDT," ujar Hodak. "Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa minat terhadap liga di sana mulai menurun."
Selain tingkat persaingan, Hodak juga menyoroti perbedaan dalam hal logistik. Liga 1 Indonesia memiliki 18 klub, sedangkan Liga Malaysia hanya 13 klub. Ini berarti bahwa kompetisi di Indonesia berjalan lebih panjang dan membutuhkan persiapan fisik yang lebih matang.
Faktor lain yang menjadi tantangan serius di Liga 1 adalah jarak tempuh yang jauh saat pertandingan tandang. Hodak menjelaskan bahwa tim harus melakukan perjalanan dua hari sebelum pertandingan. Hal ini sangat melelahkan dan mengurangi waktu untuk pemulihan serta latihan taktik.
"Perbedaan terbesar adalah soal perjalanan," kata Hodak. "Di Indonesia, wilayahnya sangat luas, sehingga tim harus melakukan perjalanan jauh. Hal ini tidak saya temui saat berkarier di Liga Malaysia."
Secara statistik, Bojan Hodak telah mencatatkan 66 pertandingan bersama Persib di Liga Indonesia dalam dua musim terakhir. Ia berhasil meraih 33 kemenangan, 24 hasil imbang, dan hanya 6 kekalahan. Di bawah kepemimpinannya, Persib mampu mencetak 124 gol dan kebobolan 62 gol. Secara keseluruhan, Hodak telah mengumpulkan 132 poin bersama Persib.