Program Makan Bergizi Gratis BGN Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja, Mayoritas Ibu Rumah Tangga

Badan Gizi Nasional (BGN) terus menggencarkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat sekaligus membuka lapangan kerja baru. Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa program ini telah berhasil menyerap sekitar 68.000 pekerja yang tersebar di 1.785 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.

Hal yang menarik, mayoritas tenaga kerja yang terlibat dalam program MBG ini adalah ibu-ibu rumah tangga. Dadan menjelaskan bahwa lebih dari 60 persen pekerja SPPG adalah perempuan dengan rentang usia antara 30 hingga 50 tahun. Program ini memberikan kesempatan bagi para ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan untuk mendapatkan pendapatan minimal Rp 2 juta per bulan. Menurutnya, inisiatif ini secara tidak langsung berkontribusi pada upaya pemerintah dalam menekan angka kemiskinan.

Dadan juga menegaskan bahwa seluruh kepala dan staf SPPG telah menerima gaji secara rutin setiap bulan. Ia menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran gaji pada beberapa staf, seperti Ahli Gizi dan Akuntan, disebabkan oleh proses rekrutmen yang tidak serempak. Proses verifikasi administrasi yang lebih panjang diperlukan untuk memastikan kelancaran pembayaran. Namun, Dadan memastikan bahwa masalah tersebut telah diselesaikan dan seluruh staf SPPG kini menerima gaji tepat waktu.

Selain itu, BGN juga telah mengubah sistem pemberian dana operasional kepada mitra dapur. Sebelumnya, BGN menggunakan sistem penggantian dana (reimburse). Kini, BGN memberikan uang muka setiap 10 hari kepada mitra dapur yang telah memiliki virtual account. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran operasional dan ketersediaan bahan baku untuk penyediaan makanan bergizi gratis.

Dengan berbagai upaya yang terus ditingkatkan, BGN optimis program MBG dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan masyarakat dan perekonomian keluarga. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia dan mengurangi angka kemiskinan.