Eskalasi Konflik Iran-Israel Memicu Kekhawatiran Senjata Nuklir
Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, memicu kekhawatiran global terkait potensi pengembangan senjata nuklir oleh Iran. Serangan dan balasan antara kedua negara telah meningkatkan eskalasi konflik, dengan Israel secara terbuka menyatakan bahwa Iran semakin dekat untuk memiliki kemampuan nuklir.
Israel menganggap potensi kepemilikan senjata nuklir oleh Iran sebagai ancaman eksistensial bagi dunia. Meskipun Iran saat ini tidak memiliki senjata nuklir, berbagai analis dari Barat mengungkapkan bahwa negara tersebut memiliki pengetahuan dan infrastruktur yang diperlukan untuk memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang relatif singkat jika ada perintah dari pemimpin tertinggi Iran. Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa Iran dapat memproduksi bahan fisi yang cukup untuk membuat senjata nuklir hanya dalam beberapa minggu.
Perdebatan mengenai program nuklir Iran telah berlangsung lama. Amerika Serikat (AS) sendiri meyakini bahwa Iran telah mengakhiri program pengembangan senjata nuklirnya pada tahun 2003. Namun, kekhawatiran kembali muncul pada bulan Mei ketika pengawas nuklir PBB melaporkan bahwa Iran telah meningkatkan persediaan uranium yang mendekati tingkat yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir. Dalam laporan tersebut, PBB menyatakan bahwa Iran adalah satu-satunya negara non-pemilik senjata nuklir yang memproduksi bahan semacam itu.
Iran sendiri mengklaim bahwa program nuklirnya hanya ditujukan untuk tujuan damai. Namun, fakta bahwa Iran memiliki persediaan rudal balistik terbesar di Timur Tengah semakin memperburuk kekhawatiran. Pada tahun 2022, Komando Pusat AS memperkirakan bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik, yang beberapa di antaranya mampu mencapai wilayah Israel.
Saat ini, terdapat sembilan negara yang diketahui memiliki senjata nuklir, yaitu:
- Amerika Serikat
- Rusia
- Prancis
- Tiongkok
- Inggris
- India
- Pakistan
- Israel
- Korea Utara
Ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel, ditambah dengan kemampuan nuklir Iran yang terus berkembang, menciptakan situasi yang sangat berbahaya dan tidak stabil di Timur Tengah.