Bali Gandeng Jakarta dalam Proyek MRT Guna Atasi Kemacetan
Provinsi Bali menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merealisasikan proyek Mass Rapid Transit (MRT), sebuah langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan kemacetan yang semakin kompleks di Pulau Dewata. Kesepakatan awal kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan perjanjian di Denpasar, Bali, pada hari Jumat, 13 Juni 2025.
Fokus utama dari kolaborasi ini adalah penyediaan jasa konsultasi dan pendampingan dalam pembangunan infrastruktur dan sarana perkeretaapian di Bali. PT MRT Jakarta akan berperan aktif dalam mentransfer pengetahuan (knowledge transfer) dan berbagi praktik terbaik (best practices) kepada Pemerintah Provinsi Bali dan instansi terkait yang terlibat dalam proyek ambisius ini. Dukungan dari Jakarta akan diimplementasikan melalui serangkaian kegiatan, termasuk lokakarya teknis, kunjungan studi, dan pendampingan kolaboratif yang berkelanjutan.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyampaikan keyakinannya bahwa kehadiran MRT akan menjadi solusi efektif untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah di Bali. Rencananya, jalur MRT akan menghubungkan Bandara Internasional Ngurah Rai dengan berbagai destinasi pariwisata utama di seluruh Bali. Koster menekankan bahwa pembangunan jalan layang bukanlah pilihan yang memungkinkan karena keterbatasan lahan dan adanya bangunan-bangunan penting seperti pura di sepanjang jalur yang potensial. Oleh karena itu, pembangunan MRT bawah tanah menjadi solusi yang paling realistis dan berkelanjutan.
“Kami sangat membutuhkan fasilitas MRT ini karena di Bali pembangunan jalan di atas tidak memungkinkan. Lahan di kiri dan kanan jalan sudah padat dengan bangunan, termasuk pura dan bangunan penting lainnya. Satu-satunya cara adalah dengan membangun jalur bawah tanah,” ujar Koster.
Koster juga menyoroti pengalaman Jakarta yang telah terbukti sukses dalam mengembangkan dan mengelola sistem transportasi umum, termasuk MRT. Oleh karena itu, Bali merasa perlu untuk belajar dari Jakarta dalam mewujudkan proyek MRT ini. Koster berharap bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada pendampingan teknis, tetapi juga mencakup dukungan dalam mencari mitra strategis untuk pembangunan MRT Bali.
Potensi MRT Bali dinilai sangat menjanjikan, terutama karena target utama adalah wisatawan yang berkunjung ke Bali. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada subsidi dari pemerintah daerah.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menawarkan dukungan teknis melalui MRT Jakarta, yang telah memiliki pengalaman dalam membangun dan mengelola sistem MRT yang kompleks. MRT Jakarta memiliki kapabilitas yang komprehensif dalam aspek perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaan proyek MRT berbasis rel.
Karno mengingatkan bahwa pembangunan MRT bukanlah proses yang instan, melainkan membutuhkan waktu yang panjang dan investasi yang signifikan. Namun, dengan kerja sama yang solid antara Bali dan Jakarta, proyek MRT ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perekonomian Bali di masa depan.