Prabowo Utamakan Pertemuan dengan Putin, Istana Tegaskan Independensi Politik Luar Negeri Indonesia
markdown Jakarta - Keputusan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 18-20 Juni 2025 menuai berbagai spekulasi. Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menepis anggapan bahwa langkah ini mengindikasikan pergeseran orientasi politik luar negeri Indonesia ke blok tertentu.
Menurut Hasan Nasbi, partisipasi Indonesia dalam forum internasional manapun, termasuk SPIEF, didasari oleh pertimbangan kepentingan nasional. Pemerintah Indonesia secara aktif menjajaki peluang kerjasama yang memberikan keuntungan strategis bagi bangsa, tanpa terikat pada ideologi atau aliansi blok tertentu. Indonesia berpegang teguh pada prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, yang memungkinkan untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara dan organisasi internasional, selama hal tersebut selaras dengan kepentingan nasional.
"Kita ini kan politik luar negerinya bebas aktif. Jadi tidak condong ke blok manapun. Kita tidak melihat dunia hitam putih. Jadi spekulasi-spekulasi semacam tadi, kayak cenderung ke blok ini, itu tidak ada," kata Hasan di Gedung Kwartir Nasional, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).
Lebih lanjut, Hasan menjelaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam berbagai forum ekonomi seperti BRICS dan OECD adalah bukti komitmen negara untuk terlibat dalam kerjasama multilateral yang saling menguntungkan. Keanggotaan dalam BRICS, yang melibatkan negara-negara seperti Rusia dan China, tidak serta merta mengindikasikan keberpihakan Indonesia terhadap blok tersebut. Demikian pula, partisipasi dalam OECD, yang didominasi oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, tidak berarti Indonesia mengabaikan kepentingan negara-negara berkembang.
Berikut poin penting yang disampaikan Hasan Nasbi:
- Prinsip Bebas Aktif: Indonesia menjalankan politik luar negeri yang independen dan tidak terikat pada blok manapun.
- Kepentingan Nasional: Keputusan untuk bergabung dengan forum internasional didasarkan pada pertimbangan keuntungan strategis bagi bangsa.
- Kerjasama Multilateral: Indonesia aktif terlibat dalam kerjasama ekonomi dengan berbagai negara, tanpa memandang ideologi atau sistem politik.
- Fokus Ekonomi: Indonesia lebih tertarik pada kerjasama ekonomi daripada kerjasama di bidang militer atau pertahanan.
Penegasan ini bertujuan untuk meredam spekulasi yang berkembang di publik terkait arah politik luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjaga independensi dan mengambil keputusan yang terbaik bagi kepentingan nasional, tanpa terpengaruh oleh tekanan atau preferensi dari pihak manapun. Kehadiran Prabowo di SPIEF dan pertemuannya dengan Putin merupakan bagian dari upaya aktif Indonesia untuk menjalin kerjasama yang konstruktif dengan semua negara, demi mencapai kemajuan dan kesejahteraan bangsa.