Presiden Prabowo dan Trump Jalin Komunikasi Intensif, Bahas Stabilitas Global di Tengah Isu Tarif Impor

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini melakukan percakapan melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Komunikasi ini terjadi di tengah berlangsungnya negosiasi terkait tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat, memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan pembahasan isu tersebut di antara kedua pemimpin.

Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, mengungkapkan bahwa perbincangan antara Prabowo dan Trump lebih difokuskan pada isu-isu internasional, dengan penekanan khusus pada pentingnya menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia. "Pembicaraan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Trump lebih banyak membahas konteks internasional, termasuk pentingnya menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia sesegera mungkin," ujar Hasan.

Kendati demikian, Hasan mengakui bahwa ia tidak memiliki informasi mengenai apakah dalam percakapan tersebut Prabowo turut menyinggung mengenai negosiasi tarif impor yang sedang berlangsung. Prabowo sendiri sempat membagikan momen komunikasinya dengan Trump melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, terlihat Prabowo sedang melakukan panggilan telepon dengan Trump di ruang kerjanya.

Sekretariat Kabinet juga mengonfirmasi adanya percakapan antara Prabowo dan Trump, yang berlangsung selama 15 menit. Selain bertukar kabar, kedua pemimpin negara tersebut membahas peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat. Diketahui, Prabowo dan Trump juga pernah berkomunikasi melalui telepon pada November 2024.

"Sebagai pemimpin dua negara besar, keduanya sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta menegaskan dukungan mereka terhadap upaya menjaga stabilitas dan perdamaian global," demikian pernyataan dari Sekretariat Kabinet.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan perkembangan terkini mengenai negosiasi tarif impor resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat. Airlangga menyatakan bahwa Indonesia telah menyampaikan poin-poin negosiasi yang diminta oleh pihak AS. Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) juga disebut telah menilai bahwa dokumen-dokumen yang diajukan oleh Indonesia sudah lengkap.

"Indonesia sendiri kan sudah men-submit apa yang diminta Amerika (persyaratan negosiasi tarif resiprokal) dan dalam pertemuan kemarin dengan USTR, mereka menganggap bahwa dokumentasi dari Indonesia sudah lengkap. Jadi, tinggal diserahkan kepada pemimpin, baik pemimpin kita (Presiden Prabowo) maupun Amerika (Presiden Trump)," jelas Airlangga.

Menurut Airlangga, batas waktu jeda penerapan tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Presiden Trump adalah 8 Juli 2025. Sebelumnya, Amerika Serikat mengenakan tarif resiprokal sebesar 32% kepada Indonesia pada April 2025, namun penerapan tersebut ditunda selama tiga bulan sejak 9 April 2025.

Berikut Poin poin dalam berita:

  • Komunikasi intensif antara Presiden Prabowo dan Trump.
  • Fokus pembicaraan pada isu stabilitas global.
  • Spekulasi mengenai pembahasan tarif impor.
  • Perkembangan negosiasi tarif impor resiprokal.
  • Batas waktu jeda penerapan tarif resiprokal.