Otoritas Penerbangan India Perintahkan Inspeksi Seluruh Armada Boeing 787 Pasca Insiden Air India

Investigasi Kecelakaan Air India: Dampak pada Operasional Boeing 787 di India

Menyusul insiden tragis yang melibatkan pesawat Air India, regulator penerbangan India telah mengeluarkan perintah untuk melakukan inspeksi menyeluruh terhadap seluruh armada Boeing 787 yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan di negara tersebut. Langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap jatuhnya pesawat Air India yang terjadi pada minggu ini, yang mengakibatkan hilangnya nyawa setidaknya 270 orang.

Perintah tersebut, yang dikeluarkan pada hari Jumat (13/6/2025), mengharuskan Air India untuk melaksanakan serangkaian pemeriksaan pemeliharaan tambahan pada pesawat Boeing 787-8 dan Boeing 787-9 mereka, yang dilengkapi dengan mesin GEnx. Pemeriksaan ini mencakup evaluasi parameter lepas landas tertentu, pengujian kontrol mesin elektronik, dan inspeksi terkait bahan bakar mesin secara rinci.

Menteri Penerbangan India, Ram Mohan Naidu, dalam konferensi pers di New Delhi, menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap seluruh pesawat 787 yang beroperasi di India. Ia menambahkan bahwa dari total 34 pesawat dalam armada India, delapan di antaranya telah menjalani pemeriksaan, dan sisanya akan segera diperiksa. Pemerintah India akan meningkatkan keselamatan penerbangan dengan cara meningkatkan pengawasan dan meningkatkan inspeksi menyeluruh.

Detail Kecelakaan dan Investigasi Lanjutan

Kecelakaan itu melibatkan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang membawa 242 penumpang dan awak. Pesawat tersebut, yang dijadwalkan terbang menuju Bandara Gatwick di Inggris, mulai kehilangan ketinggian tak lama setelah lepas landas pada hari Kamis (12/6/2025). Tragisnya, pesawat tersebut meledak saat menghantam bangunan di darat, menyebabkan salah satu bencana penerbangan terburuk dalam satu dekade terakhir.

Saat ini, Air India mengoperasikan 33 pesawat Boeing 787 Dreamliner, sementara maskapai penerbangan pesaing, IndiGo, memiliki satu unit. Air India telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka sedang menyelesaikan pemeriksaan keselamatan yang diamanatkan oleh regulator India. Maskapai tersebut memperingatkan bahwa beberapa pemeriksaan ini dapat memperpanjang waktu penyelesaian dan berpotensi menyebabkan penundaan pada rute jarak jauh tertentu.

Pemerintah India belum melarang terbang pesawat-pesawat tersebut, tetapi seorang sumber mengungkapkan bahwa opsi ini sedang dipertimbangkan. Menteri Naidu menekankan bahwa pemerintah akan menyelidiki semua kemungkinan penyebab kecelakaan tersebut. Investigasi akan mencakup pemeriksaan masalah terkait daya dorong mesin, sayap, dan alasan mengapa roda pendaratan tetap terbuka saat pesawat lepas landas dan kemudian turun.

Presiden Asosiasi Dokter Junior di B.J. Medical College, Dhaval Gameti, mengonfirmasi bahwa setidaknya 270 jenazah telah ditemukan di lokasi kecelakaan. Tragisnya, hanya satu dari 242 penumpang dan awak pesawat yang selamat, sementara yang lainnya tewas ketika pesawat menabrak asrama perguruan tinggi kedokteran.

Krisis ini telah memberikan tekanan tambahan pada Air India, yang telah berjuang untuk membangun kembali reputasinya dan memperbarui armadanya sejak Tata Group mengambil alih maskapai tersebut dari pemerintah India pada tahun 2022. Menteri Naidu mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyelidiki kecelakaan tersebut secara menyeluruh dan akan mengeluarkan laporan dalam waktu tiga bulan. Ia juga menjamin bahwa semua langkah yang diperlukan akan diambil untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.