Sengketa Lahan Berujung Penutupan Akses TPQ di Makassar, Kegiatan Belajar Mengaji Terganggu
Ratusan santri dan pengajar di TPQ Alimul Ilmi, Makassar, harus menghadapi kenyataan pahit akibat sengketa lahan yang berujung pada penutupan akses menuju tempat mereka belajar mengaji. Akibatnya, kegiatan belajar mengaji terpaksa dilakukan di jalanan dan rumah-rumah warga sekitar.
Kondisi ini bermula ketika sekelompok orang, yang diduga merupakan suruhan sebuah perusahaan lokal, membangun tembok setinggi dua meter yang menghalangi akses masuk ke TPQ Alimul Ilmi. Pihak perusahaan mengklaim bahwa lahan tempat TPQ berdiri adalah milik mereka. Tindakan ini sontak membuat para santri dan guru TPQ Alimul Ilmi terkejut dan kecewa. Mereka tidak menyangka bahwa kegiatan belajar mengaji mereka akan terganggu akibat sengketa lahan yang tidak jelas.
Supriadi, Kepala TPQ Alimul Ilmi, mengungkapkan bahwa penutupan akses ini dilakukan secara sepihak dan dengan cara-cara yang tidak menyenangkan. Ia menjelaskan bahwa sebelum penutupan, TPQ Alimul Ilmi sedang dalam proses renovasi dengan bantuan swadaya masyarakat. Namun, proses renovasi tersebut dihentikan paksa oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai pemilik lahan.
"Mereka datang dengan cara-cara premanisme dan mengarahkan kami untuk menghentikan pembangunan karena mengklaim itu adalah tanah mereka," ujar Supriadi.
Supriadi menambahkan bahwa TPQ Alimul Ilmi berdiri di atas lahan milik seorang warga yang memiliki sertifikat hak milik. Pembangunan TPQ juga telah mendapatkan izin dari pemilik lahan. Ia mempertanyakan dasar klaim perusahaan tersebut dan meminta pihak berwenang untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah ini.
"Izin kami adalah izin resmi dari pemilik tanah bersertifikat hak milik. Orang-orang yang datang kepada kami ini belum kami ketahui apakah bersertifikat atau bagaimana," tegasnya.
Akibat penutupan akses ini, sekitar 70 santri TPQ Alimul Ilmi terpaksa belajar mengaji di tempat-tempat seadanya. Mereka harus bergantian menggunakan tempat belajar karena keterbatasan ruang. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan mengganggu proses belajar mengaji para santri. Supriadi berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat segera membantu menyelesaikan masalah ini agar para santri dapat kembali belajar mengaji dengan nyaman dan layak.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polrestabes Makassar atas dugaan penyerobotan lahan. Kanit Tanah dan Bangunan (Tahbang) Satreskrim Polrestabes Makassar, AKP Muhammad Rivai, membenarkan bahwa laporan tersebut telah diterima dan sedang dalam proses penyelidikan. Polisi akan melakukan penelusuran bukti-bukti terkait laporan tersebut untuk mengungkap kebenaran dan menindaklanjuti sesuai dengan hukum yang berlaku.
Supriadi juga menyampaikan permohonan kepada Presiden, Kapolri, dan Menteri ATR untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Ia berharap agar para santri TPQ Alimul Ilmi dapat kembali belajar mengaji dengan tenang dan nyaman.
Dampak Penutupan Akses:
- Kegiatan belajar mengaji terganggu
- Santri belajar di tempat seadanya
- Proses belajar mengaji menjadi tidak efektif
- Psikis santri terganggu
Harapan:
- Pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan
- Masalah sengketa lahan segera diselesaikan
- Akses menuju TPQ Alimul Ilmi segera dibuka kembali
- Santri dapat kembali belajar mengaji dengan nyaman dan layak
Penutupan akses TPQ Alimul Ilmi ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat sekitar. Mereka berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan agar kegiatan belajar mengaji para santri tidak terus terganggu.