Konflik Israel-Iran Memanas: Puluhan WNI Terjebak di Tel Aviv, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi

Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap WNI: Pemerintah Intensifkan Pemantauan dan Siapkan Opsi Evakuasi

Ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran telah berdampak langsung terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kawasan tersebut. Terbaru, 42 WNI yang tengah melakukan perjalanan religi dilaporkan tertahan di Tel Aviv setelah Bandara Ben Gurion ditutup akibat serangan yang terjadi antara kedua negara. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui perwakilan diplomatiknya di Amman, Yordania, tengah berupaya membantu para WNI tersebut untuk keluar dari Israel melalui jalur darat.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa pemerintah terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan para WNI di Israel dan Iran. Saat ini, terdapat 187 WNI di Israel, sebagian besar berada di wilayah Aravah. Sementara itu, di Iran tercatat ada 386 WNI yang tersebar di berbagai kota, mayoritas adalah pelajar di Qom.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan kepada WNI untuk menunda perjalanan ke Israel dan Palestina sejak tahun lalu, dengan menetapkan status Siaga 1. KBRI Teheran juga telah menetapkan status Siaga 2 sejak April 2024. Meskipun demikian, belum ada permohonan evakuasi dari WNI di Iran hingga saat ini.

Kondisi WNI di Iran Terpantau Aman, Evakuasi Belum Mendesak

Judha Nugraha memastikan bahwa seluruh WNI di Iran dalam kondisi baik dan tidak ada yang menjadi korban serangan Israel. KBRI Teheran melaporkan bahwa situasi di Teheran masih normal, meskipun terdapat antrean panjang di beberapa SPBU. Kegiatan masyarakat pun berjalan seperti biasa dan belum ada indikasi panic buying.

Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran juga mengimbau para WNI untuk tetap tenang dan saling mengingatkan terkait imbauan dari KBRI Teheran dan Kemlu. Mereka juga meminta WNI untuk terus memantau informasi terbaru melalui grup-grup komunikasi.

Juru bicara Kemlu, Rolliansyah Soemirat, menyatakan bahwa evakuasi WNI di Iran belum diperlukan saat ini. Namun, pemerintah terus mematangkan rencana evakuasi jika situasi memburuk. Rolliansyah menekankan bahwa keputusan evakuasi sepenuhnya berada di tangan individu masing-masing WNI.

Analisis Pengamat: Potensi Eskalasi Tinggi, Dampak Ekonomi Global Mengintai

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Katolik Parahyangan, Idil Syawfi, menilai bahwa potensi eskalasi konflik antara Iran dan Israel sangat tinggi. Serangan Israel terhadap depot minyak Iran menunjukkan bahwa target utama Israel adalah perubahan rezim di Iran.

Idil memprediksi bahwa konflik ini dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian global, terutama jika Iran menutup Selat Hormuz. Penutupan selat tersebut akan mengganggu distribusi minyak global dan meningkatkan harga minyak.

Bagi Indonesia, hal ini dapat menyebabkan perlambatan ekonomi dan peningkatan inflasi. Pemerintah Indonesia perlu bersiap menghadapi berbagai skenario eskalasi yang mungkin terjadi.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah, berpendapat bahwa konflik ini kemungkinan besar tidak akan berlanjut ke eskalasi yang lebih luas karena kepentingan keamanan negara-negara Teluk.

Pemerintah Indonesia Mengutuk Serangan Israel, Fokus pada Perlindungan WNI

Menteri Luar Negeri Sugiono telah menyatakan bahwa Indonesia mengutuk serangan Israel terhadap Iran. Pemerintah Indonesia akan terus memantau situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi WNI di kawasan tersebut.

Para pengamat menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto dapat berperan aktif dalam menyerukan penghentian konflik melalui dialog dengan para pemimpin negara-negara berpengaruh.

Fokus utama pemerintah Indonesia saat ini adalah memastikan keselamatan dan keamanan WNI di Israel dan Iran. Pemerintah juga perlu menyiapkan strategi untuk menghadapi dampak ekonomi yang mungkin timbul akibat konflik ini.

  • Rekomendasi Bagi WNI:
    • WNI diharapkan tenang dan saling mengingatkan
    • WNI diharapkan memantau perkembangan informasi dari KBRI
    • WNI diharapkan menghubungi perwakilan diplomatik setempat jika ada masalah